Connect with us

Internasional

Peneliti AS Temukan Bukti Ganasnya Covid-19 Saat Merusak Saraf Otak

Published

on

Kabarpolitik.com – Virus Korona jenis baru tak hanya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyerang organ lain salah satunya otak. Di antara banyak gejala serius Covid-19, serangan virus pada otak memberi efek neurologis (saraf) yang aneh.

Hilangnya bau dan rasa secara tiba-tiba adalah salah satu gejala tidak biasa yang dilaporkan oleh pasien Covid-19. Ternyata efek lainnya saat virus Korona menyerang otak bisa menyebabkan stroke, kejang, dan pembengkakan (ensefalitis).

  • Baca juga: Bukan Demam dan Batuk, Waspada 9 Gejala Covid-19 yang Belum Diketahui

Dilansir dari Science Alert, Jumat (30/10), beberapa pasien yang didiagnosis Covid-19 juga mengalami kebingungan, delirium, pusing, dan kesulitan berkonsentrasi menurut laporan dan ulasan sejumlah kasus. Selama beberapa bulan, dokter tanpa henti berusaha memahami penyakit ini. Dan peneliti menemukan virus Korona memengaruhi otak.

Untuk mensintesis beberapa data yang terkumpul dengan cepat, dua ahli saraf kini telah melakukan tinjauan penelitian yang mengeksplorasi bagaimana Covid-19 mengganggu pola fungsi otak normal, yang dapat diukur dengan alat EEG. EEG singkatan dari electroencephalogram mencatat aktivitas listrik di berbagai bagian otak seseorang, biasanya dengan menggunakan elektroda yang ditempatkan di kulit kepala mereka.

Dalam ulasan mereka, para peneliti mengumpulkan data hampir 620 pasien positif Covid-19 dari 84 penelitian yang diterbitkan dalam jurnal peer-review dan server pra-cetak. Data bentuk gelombang EEG tersedia untuk dianalisis. Melihat hasil EEG dapat menunjukkan beberapa bentuk ensefalopati terkait Covid-19 pada pasien. Terlihat ada tanda-tanda gangguan pada fungsi otak.

Kira-kira dua pertiga dari pasien dalam penelitian tersebut adalah laki-laki, dan usia rata-rata adalah 61 tahun. Beberapa orang juga memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya, seperti demensia. Hampir dua pertiga dari pasien yang diteliti telah mengalami beberapa delirium, koma, atau kebingungan.

Sekitar 30 persen pasien pernah mengalami kejadian seperti kejang, yang mendorong dokter mereka untuk memesan EEG, sementara beberapa pasien mengalami masalah bicara. Yang lain mengalami serangan jantung mendadak akibat tersumbatnya aliran darah ke otak.

Pemindaian EEG pasien menunjukkan seluruh spektrum kelainan dalam aktivitas otak, termasuk beberapa pola ritmik dan lonjakan aktivitas seperti epilepsi. Kelainan paling umum yang dicatat adalah perlambatan difus, yaitu perlambatan gelombang otak secara keseluruhan.

Faktor Pemicu

Peneliti menengarai kerusakan ini mungkin disebabkan oleh peradangan yang meluas saat tubuh meningkatkan respons imunnya, atau mungkin mengurangi aliran darah ke otak, jika jantung dan paru-paru lemah. Sepertiga dari semua kelainan yang terdeteksi berada di lobus frontal, bagian otak yang menangani tugas berpikir eksekutif, seperti penalaran logis dan pengambilan keputusan. Lobus frontal juga membantu kita mengatur emosi kita, mengendalikan perilaku kita, dan terlibat dalam pembelajaran dan perhatian

“Temuan ini memberi tahu tenaga medis bahwa perlu mencoba EEG pada lebih banyak pasien, serta jenis pencitraan otak lainnya, seperti MRI atau CT scan, yang akan memberi kami pandangan lebih dekat pada lobus frontal,” kata ahli saraf dan rekannya yang juga penulis Zulfi Haneef dari Baylor College of Medicine di Houston, AS.

EEG dapat membantu memperkuat diagnosis Covid-19 atau mengisyaratkan kemungkinan komplikasi saraf. Sehingga dapat membantu dokter memantau komplikasi jangka panjang Covid-19, dan mendeteksi efek jangka panjang pada fungsi otak pasien.

Sayangnya, hasilnya tidak memberikan indikasi seberapa langka atau umum gangguan gelombang otak ini terjadi pada populasi yang lebih luas, karena hanya pasien Covid-19 yang menjalani tes EEG yang dimasukkan dalam analisis. Tapi, itu menambah bukti yang semakin kuat bahwa virus corona baru dapat berdampak serius pada kesehatan saraf kita.

“Diperlukan lebih banyak penelitian, tetapi temuan ini menunjukkan kepada kami bahwa ini adalah area yang harus difokuskan saat kami bergerak maju,” ungkap Haneef.

Saksikan video menarik berikut ini:

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *