Connect with us

Politik

Pilpres 2019, Pengamat: Perdebatan Dengan Adu Data Lebih Baik Ketimbang Adu Kekuatan Massa

Jakarta — Pengamat politik Veri Muhlis Arifuzzaman menyampaikan penilaiannya atas situasi terkini pasca pencoblosan 19 April lalu. Menurutnya secara umum suasananya cukup kondusif dan positif. Diakuinya banyak terjadi perdebatan atau adu argumen di sana sini tetapi semua tertuju pada muara yang sama yakni agar data akhir hasil penghitungan di KPU benar sesuai fakta dan bisa dipertanggungjawabkan.

“Saya menangkap satu situasi yang sama yakni mengikuti, mengamati, mencermati dan menunggu hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU. Itu positif dan perdebatan yang diisi dengan adu data akan lebih baik ketimbang adu kekuatan massa. Jika semua pihak berhasil menjaga suasana kondusif ini sampai akhir, maka bangsa ini memang layak mendapat pernghargaan tertinggi. Itu karena kita berhasil menyelenggarakan pemilu serentak yang rumit dan njelimet,” ujarnya saat hadir sebagai nara sumber dalam ekspose data quick count Persepi di Hotel Morissey, Jalan KH. Wahid Hasyim, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, (20/4).

Sementara terkait persoalan quick count menurutnya tidak perlu menjadi perdebatan panjang lagi. Kalau percaya silakan cek dan kaji atau perbandingkan satu sama lain. Jika tak percaya, tak mengapa. Quick count hanya instrumen untuk membantu publik mengetahui dengan cepat berapa raihan masing-masing kontestan. Menurut Direktur Utama Konsep Indonesia (Konsepindo) Reserach and consulting ini, Indonesia sudah berpengalaman menggelar quick count, dipercaya atau tidak dipercaya, semua berjalan normal saja. Hanya memang tak bisa dipungkiri, hasil quick count sering presisi dengan akhir penghitungan di KPU.

“Quick count itu alat bantu saja, kita jadi bisa tahu dengan cepat hasil pemilu. Menunggu sampai selesai penghitungan di KPU butuh waktu lama sekali. Metode quick count bisa dipelajari dan proses serta datanya bisa diaudit. Quick count juga merupakan partisipasi publik dalam pemilu yang diakui undang-undang,” ujarnya.

Veri mengaku optimis kedua kubu akan menerima hasil rekapitulasi KPU sebagai keputusan yang sah. Keberatan atau gugatan atas keputusan itu sudah disediakan jalurnya. Menurutnya karena capres 2019 merupakan capres 2014, keduanya berpengalaman menyukseskan penyelenggaraan pilpres dari awal sampai pelantikan. Veri meyakini para tokoh peserta pilpres baik capres maupun cawapresnya adalah figur-figur negarawan yang menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *