Connect with us

Internasional

Presiden Ukraina Sebut Dirinya Target Utama Rusia, Kedua Keluarganya

Published

on

Kabarpolitik.com – Dalam sebuah video, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya menjadi target utama bagi Rusia. Ia juga menyebut Rusia mengincar keluarganya.

Zelensky bertahan di Kyiv ketika pasukannya memerangi penjajah Rusia yang maju menuju ibu kota dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II. Rusia meluncurkan serangan melalui darat, udara, dan laut pada Kamis (24/2) menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin.

Diperkirakan 100 ribu orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar. Puluhan orang dilaporkan tewas.

Pejabat AS dan Ukraina mengatakan Rusia ingin merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah. Dan target utamanya adalah sang presiden lalu keluarganya.

“(Musuh) telah menandai saya sebagai target nomor satu,” kata Zelensky. “Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara,” katanya.

“Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ikut menanggapi keselamatan Zelensky. Ia menyebut Zelensky sebagai teman kepada CBS.

“Sepengetahuan saya, Presiden Zelensky tetap berada di Ukraina pada posisinya, dan tentu saja kami mengkhawatirkan keselamatan semua teman kami di Ukraina, pejabat pemerintah dan lainnya,” katanya.

Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa sepakat menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia yang bertujuan untuk membekukan bank, pemerintah, dan elite negara itu dari sistem keuangan global. Rusia adalah salah satu produsen energi terbesar di dunia. Rusia maupun Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian utama. Perang dan sanksi akan mengganggu ekonomi di seluruh dunia yang sudah menghadapi krisis setelah pandemi.

Zelensky mengatakan pada Jumat (25/2) bahwa 137 personel militer dan warga sipil telah tewas dalam pertempuran sejauh ini, dan ratusan lainnya terluka. Invasi tersebut telah menarik protes di Amerika Serikat, Eropa dan di dalam Rusia sendiri. Pihak berwenang menahan ratusan demonstran yang turun ke jalan pada Kamis (24/2).

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *