Connect with us

Internasional

Rusia Ganti Selidiki Hakim dan Jaksa ICC

Published

on

Kabarpolitik.com – Rusia melakukan aksi pembalasan. Kemarin (20/3) Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa mereka membuka penyelidikan kasus pidana terhadap jaksa dan hakim Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). ICC sebelumnya mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kejahatan perang berupa penculikan dan deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.

”Tidak ada dasar pertanggungjawaban pidana di pihak Putin dan kepala negara memiliki kekebalan mutlak dari yurisdiksi negara asing,” bunyi pernyataan komite yang bertanggung jawab untuk menyelidiki kejahatan berat di Rusia itu.

Mereka menambahkan, tindakan jaksa ICC adalah tanda kejahatan di bawah hukum Rusia. Yaitu dengan sengaja menuduh orang yang tidak bersalah melakukan kejahatan serta mempersiapkan serangan terhadap perwakilan negara asing yang mendapat perlindungan internasional guna memperumit hubungan internasional.

Tindakan Rusia itu merupakan sikap pembangkangan simbolis dalam menghadapi surat perintah penangkapan Putin oleh ICC. Tindakan ICC yang memerintahkan penangkapan Putin juga hanya simbolis. Sebab, Rusia tidak termasuk anggota ICC.

Sementara itu, pada hari yang sama, jaksa ICC meminta Rusia mengembalikan anak-anak Ukraina yang telah mereka culik. Pernyataan tersebut diungkapkan di konferensi para menteri kehakiman di Lancaster House, London, Inggris. Acara itu dihadiri perwakilan dari lebih 40 negara. ”Alih-alih memberi mereka paspor asing, kembalikan mereka ke negaranya (Ukraina, Red),” ujar jaksa ICC Karim Khan KC seperti dikutip The Independent.

Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin menegaskan, Rusia bertindak dengan rencana yang jelas untuk menghancurkan Ukraina dan identitas penduduknya. Kantor kejaksaan Ukraina saat ini tengah meluncurkan penyelidikan terhadap lebih dari 72 ribu insiden kejahatan perang.

Sementara itu, kemarin Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Putin di Moskow. Ini adalah kunjungan pertama Xi ke Rusia sejak invasi ke Ukraina digulirkan tahun lalu. Dalam pertemuan tersebut, Putin menegaskan bahwa Rusia terbuka untuk membahas proposal perdamaian yang diusung Tiongkok. ”Kami selalu terbuka untuk negosiasi,” ujar Putin kepada Xi. Dia menyatakan bakal menghormati inisiatif perdamaian Tiongkok.

Xi di pihak lain mengatakan bahwa kunjungannya memberikan momentum baru bagi hubungan Tiongkok-Rusia. Selama pertemuan pertamanya dengan Putin, Xi memuji hubungan dekat Tiongkok dan Rusia. Dia menyatakan bahwa kedua negara memiliki banyak tujuan dan tugas yang sama. Pembicaraan lebih jauh akan dilanjutkan hari ini (21/3).

Xi selama ini mengklaim sebagai pihak netral. Namun, kedekatan kedua negara tidak terelakkan. Selama dua bulan pertama tahun ini, Rusia telah mengalahkan Arab Saudi sebagai penyuplai utama minyak mentah ke Tiongkok.

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *