Connect with us

Nasional

Warga Rajeg Terancam Banjir, BPSDA Cidurian-Cisadane Tutup Mata

Published

on

Kabarpolitik.com, JAKARTA – Musim hujan sudah datang namun sampah di Kali Cirarab yang merupakan bagian dari Sungai Cisadane masih belum dibersihkan. Warga di sekitar khawatir air yang ada di kali kembali meluap.

Ade, warga dari Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang khawatir dengan adanya sampah dan rerumputan yang menutupi permukaan kali akan menghambat saluran air. Tak hanya khawatir akan lingkungan yang tidak sehat, Ade juga merasa air yang berada di Kali Cirarab sudah tidak bisa di minum lagi.

“Lihat saja sampah yang begitu banyak di permukaan air yang bercampur dengan rerumputan, kali ini sudah mirip rawa yang kotor dan khawatir rumah kami kembali terendam banjir,” kata Ade kepada Fajar.co.id, Tangerang, Kamis (20/12).

Ade yang bermukim di dekat kali itu merasa heran pemerintah daerah seakan tidak peduli dengan kondisi kali yang merupakan terusan dari Sungai Cisadane. Pasalnya pria yang memiliki dua anak ini menyebutkan Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai di Provinsi Banten yang masuk skala prioritas.

“Setahu saya, Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai yang masuk prioritas,” kata Ade.

Peringatan dari ancaman banjir di musim hujan juga diingatkan oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane alias BBWSCC. Pihak BBWSCC meminta pemerintah daerah di kawasan Jabodetabek mulai mengantisipasi banjir menjelang musim hujan pada November-Desember tahun ini.

Kepala BBWSCC Bambang Hidayat meminta pemerintah daerah melipatgandakan personel kebersihan sumber daya air menjelang musim hujan.

“Imbauan kami lipatgandakan personel untuk membersihkan saluran air,” kata Bambang Hidayah kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sejauh ini, ia melihat pemerintah daerah di Jakarta sudah rutin membersihkan dan menormalisasi saluran air. Namun, langkah tersebut juga harus ditingkatkan menjelang musim hujan.

Selain itu, Bambang menegaskan agar pemerintah daerah juga fokus untuk menanggulangi pencemaran air kali yang berasal dari limbah industri, pabrik, mal, rumah tangga dan kotoran manusia.

“Bukan hanya pemerintah provinsi saja. Instansi swasta juga harus bersinergi agar sungai tetap terjaga kebersihannya, dan saluran air tetap berfungsi dengan baik,” kata dia terkait ancaman banjir tahun ini.

Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Sungai Cidurian-Cisadane, Banten, Suwarno mengakui pihaknya tidak pernah melakukan pengawasan dan pemantauan ke setiap kali yang berada di terusan Sungai Cisadane. Dia beralasan posisi yang didudukinya saat ini masih baru seumur jagung.

“Jujur, saya masih baru duduk di kursi Kepala Kantor BPSAD di sini. Harus diakui, pihak kami juga kurang mengawasi kali-kali yang ada di sepanjang Sungai Cisadane. Alasannya karena itu merupakan wewenang dari pusat langsung,” kata Kepala Kantor BPSAD Provinsi Banten, Suwarno kepada Fajar.co.id di ruang kerjanya, di Tangerang, beberapa waktu lalu.

Diketahui berdasarkan Undang-undang No.7 Tahun 2004, BPSAD Cidurian-Ciliwung memiliki tugas dan fungsi operasional, pemeliharaan dan pengelolaan air sungai dan pemantauan kualitas air di Sungai Cisadane. Pemeliharaan air sungai diharapkan  agar saluran air bisa berfungsi dengan baik.(Ron)

source