Nasional
Waspada, Hujan Lebat dan Banjir Teror Makassar

Kabarpolitik.com, MAKASSAR — Cuaca ekstrim berupa hujan lebat disertai angkin kencang belakangan ini mulai menelan korban.
Seorang bocah berusia 8 tahun ditemukan sudah tak bernyawa, Kamis sore (17/1). Ia tenggelam sepulang dari sekolah, menuju ke kompleks Kodam III Paccerakkang, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya.
Lurah Katimbang Muhammad Syarif yang dihubungi, kemarin membenarkan peristiwa tersebut. Korban diketahui bernama Cornelius Lena. Ia murid kelas III sebuah SD di Kecamatan Biringkanaya. Putra dari pasangan suami istri Heri Bertus Bio (51) dan Bilprida.
Dijelaskan Syarif, korban baru pulang dari sekolah sekitar pukul 13.00 Wita. Untuk sampai di rumahnya, ia mengambil jalan pintas lewat belakang.
”Kebetulan itu jalan menuju Kodam III ada perumahan. Anak ini lewat belakang Kebetulan jalanan di situ cukup rendah. Saat itu juga hujan deras,” terang Syarif yang dihubungi, Kamis sore (17/1).
Sekitar pukul 13.30 Wita, peristiwa yang menimpa korban sampai ke orang tuanya. Selanjutnya dilakukan pencarian oleh warga. Teman-teman korban juga dilibatkan.
Setelah dicari selama hampir tiga jam, atau pukul 16.00 Wita, korban berhasil ditemukan. Namun nyawanya sudah tak tertolong lagi.
”Sebenarnya kita baru buka di situ, karena bisa tembus masjid antara perumahan dan kompleks Kodam III. Di situ ada juga jembatan,” terang Syarif lagi.
Ia menyebutkan, sebenarnya korban sudah menyeberang ke Kodam III. Sebab semua barang miliknya, seperti tas, sepatu, dan baju sekolahnya sudah ada di seberang jalan.
”Tidak diketahui kenapa anak ini kembali menyeberang lagi. Kemungkinan dia terpeleset pada saat kembali. Atau bisa jadi dia bermain bersama teman-temannya,” jelasnya.
Menyusul kejadian ini, lurah Katimbang mengingatkan warganya, khususnya yang bermukim di kompleks Kodam III untuk lebih memperhatikan anak-anaknya.
Terutama di musim penghujan seperti saat sekarang. Sebab di kawasan ini air seringkali naik secara tiba-tiba.
Camat Biringkanaya Mahyuddin melayat ke rumah duka, kemarin. Menurutnya, jasad korban ditemukan oleh warga di persawahan. Tak jauh darinya didapati peralatan sekolahnya.
Prediksi BMKG
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Makssar diakibatkan oleh adanya perubahan tekanan massa udara dari daerah tinggi ke daerah rendah. Yaitu pergeseran udara dari wilayah utara ke selatan.
Prakirawan BMKG wilayah IV Makassar Reikun Matandung, mengatakan bahwa intensitas hujan sedang dan lebat terjadi sejak beberapa hari ini.
“Untuk besok hingga lusa masih terjadi hujan. Tapi intensitasnya berkurang, yaitu rendah dan sedang,” jelas Reikun Matandung yang ditemui di kantornya, Kamis (17/1).
Ia melanjutkan, pada 21 dan 22 Januari mendatang, diprediksi akan terjadi lagi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang. Khususnya di wilayah barat, seperti Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, dan Jeneponto. Termasuk peluang terjadinya petir.
”Angin kencang yang terjadi beberapa hari ini disebabkan karena ada tekanan rendah di wilayah selatan Indonesia, tepatnya berada di bawah pulau Jawa. Untuk bulan Januari ini memang puncaknya musim hujan. Tapi masih terbilang normal,” terangnya.
Untuk standar intensitas hujan rendah atau normal, sebut Reikun, antara 5 milimeter hingga 10 milimeter per hari. Sedang kategori hujan lebat, antara 50 hingga 100 milimeter.
”Kalau intensitasnya sudah mencapai di atas 100 milimeter, itu sudah masuk kategori hujan ekstrim,” tandasnya.
Sedangkan untuk kecepatan angin, untuk intensitas normal, antara 5 hingga 70 km/jam.
“Untuk wilayah Makassar sendiri, untuk beberpa hari ke depannya diperkirakan akan berpotensi terjadi banjir, khususnya wilayah-wilayah dataran rendah dan telah menjadi langganan banjir,” jelasnya.
Sebenarnya, menurut Reikun, puncak musim hujan di akhir bulan Desember. Namun ada pergeseran-pergeseran cuaca. Terutama di wilayah selatan.
Pohon Tumbang
Sejumlah pohon tumbang di pinggir jalan pada Rabu malam (16/1) dan Kamis subuh (17/1). Seperti di Jalan Abdullah Dg Sirua, Jalan Kijang, hingga Jalan Aroepala.
Peristiwa ini memicu terjadinya kemacetan cukup parah. Di Jalan Aroepala misalnya. Sebatang pohon besar yang tumbuh di pinggir jalan tumbang dan melintang di tengah jalan.
Ruas jalan yang pagi harinya padat dengan kendaraan roda dua dan empat langsung macet. Bahkan polisi lalulintas yang bertugas terpaksa menutup satu jalur, untuk kemudian mengalihkan ke jalur lainnya. Penumpukan kendaraan pun tak terhindarkan.
Camat Rappocini Sulyadi Perdana Putra mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan pohon tumbang. Misalnya angin kencang.
”Pohon tumbang itu kan banyak faktor penyebabnya. Satu karena angin kencang. Kedua, kondisi pohonnya bagaimana,” ujarnya saat meninjau pembersihan pohon yang tumbang di Jalan Aroepala, Kelurahan Karunrung, kemarin.
Menurutnya, pemangkasan pohon merupakan langkah efektif untuk mencegah timbulnya kasus pohon tumbang. Terutama terhadap pohon yang sudah lebat dan cukup membahayakan pengguna jalan.
“Penanganan topping (pemangkasan) itu kita rutin lakukan. Yang kita topping itu, satu lihat kondisi visual pohonnya. Kedua, permohonan masyarakat. Tiga masukan dari teman-teman lurah. Dasarnya itu. Kami selalu patroli. Kami posko 24 jam dan siaga 1,” terang Sulyadi
Hal senada diungkapkan Camat Panakkukang Andi Pangeran Nur Akbar. Menurutnya, hujan disertai angin kencang menjadi pemicu pohon tumbang di Jalan Abdullah Dg Sirua yang masuk wilayahnya.
“Kita intenskan koordinasi dengan lurah untuk mengetahui apakah di wilayahnya ada pohon rawan tumbang atau tidak. Kemudian dilakukan antisipasi penanganan sesegera mungkin. Petugas juga standby apabila ada laporan pohon tumbang supaya bisa langsung diatasi dengan cepat. Ranting dipangkas, posko siaga, satgas patroli,” tutur Andi Pangeran. (ita-jun-mat/bkm/fajar)
