Connect with us

Internasional

Ada Omicron BA.4 dan BA.5, Singapura Khawatirkan Lansia Belum Booster

Published

on

Kabarpolitik.com – Munculnya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5. memicu lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara di dunia. Di Singapura, kondisi ini menjadi tantangan karena 80 ribu lansia belum mendapatkan vaksin booster atau dosis ketiga.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada hari Senin (20/6) mengatakan bahwa 80 ribu lansia berusia 60 tahun ke atas belum mengambil suntikan penguat Covid-19. Ia mendesak mereka untuk melakukannya di tengah ekspektasi gelombang baru infeksi Omicron dalam beberapa bulan ke depan.

“Anda perlu mengambil booster Anda,” kata Ong dalam sebuah video di TikTok.

“Jangan tunda lagi. Dapatkan suntikan boostermu,” katanya seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (21/6).

Singapura melihat gelombang infeksi Covid-19 berikutnya terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan. Pihak berwenang dalam beberapa kesempatan memperingatkan kemungkinan wabah lain, karena antibodi Covid-19 pada individu mulai berkurang.

“Ketika vaksin Covid-19 pertama kali dikembangkan, mereka dirancang untuk virus tipe liar,” kata Ong.

Sekarang virus Korona telah berevolusi menjadi strain Delta dan Omicron. Maka dosis vaksin diperlukan untuk perlindungan yang efektif yakni seri utama dan suntikan booster. Ong mengatakan bahwa lansia yang berusia 60 tahun ke atas dan yang belum mengambil seri vaksinasi utama mereka memiliki kemungkinan berakhir di unit perawatan intensif (ICU) atau meninggal karena Covid-19.

“Membuat perbedaan apakah Anda telah mengambil 0, 1, 2 atau 3 tembakan,” kata Ong.

Pakar kesehatan mengatakan bahwa gelombang infeksi Covid-19 berikutnya kemungkinan akan didorong oleh varian Omicron BA.4. dan BA.5, termasuk di Singapura. BA.4 dan BA.5 adalah dua subvarian Omicron yang dianggap lebih menular, tetapi sejauh ini tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Singapura juga telah menyarankan mereka yang berusia 80 tahun ke atas, penghuni fasilitas perawatan lanjut usia, seperti panti jompo dan orang-orang yang rentan secara medis yang berada pada peningkatan risiko penyakit parah untuk mendapatkan dosis booster kedua. Mereka yang berusia 50 hingga 79 tahun juga mulai diizinkan menerima booster kedua jika mereka memilih untuk melakukannya. Booster kedua dapat diperoleh sekitar lima bulan setelah booster pertama.

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *