Connect with us

Politik

Aktivis Sebut Langkah Mawardi Yahya-Harnojoyo Minta Dukungan ke Terpidana Tidak Elok

Pertemuan Mawardi Yahya dan Harnojoyo bersama terpidana korupsi Alex Noerdin di ruang Karutan Kelas I Pakjo, Palembang menuai sorotan tajam. Banyak yang menduga Mawardi dan Harnojoyo sedang meminta dukungan ke Alex Noerdin untuk menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) 2024.

 

Pengamat Anti Korupsi Ahmad Yani menilai tidak elok seorang calon kepala daerah meminta restu atau dukungan kepada seorang terpidana korupsi. Ia juga menilai secara politik peristiwa itu memalukan. Kok bisa ada kecolongan rutan dijadikan tempat pertemuan politik oleh bakal calon gubernur Mawardi dan bakal calon wakil gubernur Harno ditemani mantan gubernur dan mantan terpidana juga Syahrial Oesman.

 

Sebagai informasi, Alex Noerdin saat ini masih dalam tahanan setelah divonis 12 tahun penjara akibat terjerat dua kasus dugaan korupsi, yaitu pembangunan Masjid Sriwijaya dengan menggunakan dana hibah Pemprov Sumsel dan pembelian gas bumi Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PD PDE).

 

“Koruptor itu musuh kita bersama. Masa iya seorang calon kepala daerah meminta dukungan ke mereka. Ini sungguh langkah yang tidak elok. Apa yang dilakukan Mawardi dan Harno secara tidak langsung melukai hati masyarakat,” kata Ahmad Yani pada Rabu (24/04/2024).

 

Dengan meminta dukungan kepada terpidana korupsi, Ahmad Yani mempertanyakan komitmen Mawardi dan Harno untuk memberantas korupsi jika nanti terpilih menjadi Gubernur dan Wagub Sumsel.

 

“Jelas kita patut pertanyakan. Dengan meminta dukungan kepada terpidana, artinya mereka juga mendukung seorang koruptor. Kalau sudah mendukung seorang koruptor bagaimana mungkin bisa memberantas korupsi di Sumsel,” tegasnya.

 

Ahmad Yani pun menyarankan kepada warga Sumsel untuk cerdas dan bijak dalam memimpin. Yaitu dengan mencari tahu track record para calon. Jika terindikasi tidak mempunyai komitmen memberantas korupsi, maka tidak layak dipilih.

 

“Masyarakat harus cerdas dalam memilih. Lima tahun ke depan ditentukan oleh hari ini. Kalau salah memilih memimpin akan rusak daerah ini. Kita harus memastikan pemimpin yang kita pilih punya komitmen kuat untuk memberantas korupsi. Jangan sampai Sumsel kembali tercoreng karena orang nomor satunya ditangkap karena korupsi,” pungkasnya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *