Connect with us

Politik

Gobel Ajak Pimpinan Daerah Bersinergi Membangun Kemandirian

SUWAWA (29 Januari): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel, mengajak pimpinan daerah untuk mandiri dan cerdik bersinergi dalam membangun daerah.

“Ekonomi dunia sedang berat. Hal ini menekan APBN sehingga ada refocusing anggaran, yang berdampak pada berkurangnya kucuran anggaran ke daerah. Oleh karena itu daerah harus kreatif dalam mendayagunakan dan mencari sumber-sumber pendanaan sendiri,” ungkap Gobel dalam acara peringatan HUT ke-21 Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Sabtu (27/1).

Peringatan itu dilakukan dalam Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Bone Bolango. Sidang dipimpin Halid Tangahu selaku Ketua DPRD. Hadir pula Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Bupati Bone Bolango Merlan S Uloli, dan jajaran pimpinan daerah.

Gobel mengajak pimpinan daerah baik bupati, wali kota, DPRD, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk bersinergi dengan anggota DPR RI dalam mengoptimalkan keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat. Selain itu, juga bisa bersinergi dalam menggaet investasi nasional maupun investasi asing.

Di era ekonomi hijau, jelas Gobel, daerah juga harus kreatif dan cerdik. Sebagai contoh ia bisa menggaet pengusaha Jepang dalam skema carbon credit. Mereka menanam kakao di Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Hasilnya mereka serap lagi dan kini sudah menghasilkan produk coklat merk Otanaha–yang diambil dari nama benteng di Gorontalo.

“Coklat ini dipasarkan di Jepang, Prancis, dan Indonesia. Petani Gorontalo diuntungkan oleh program reduksi emisi CO2 ini,” katanya.

Pada sisi lain, Gobel juga menyampaikan bahwa anggaran APBD harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menciptakan lapangan kerja, menaikkan pendapatan masyarakat, dan akhirnya bisa mengurangi kemiskinan.

“Sejak Provinsi Gorontalo terbentuk pada 2000, hingga kini Provinsi Gorontalo bertahan sebagai provinsi termiskin kelima di Indonesia. Ini karena APBD tidak digunakan untuk semaksimal mungkin bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Gobel mengatakan, mayoritas penduduk Bone Bolango adalah petani dan nelayan.

“Maka APBD harus berpihak pada mereka,” katanya.

Sebagai wakil rakyat Gorontalo ia telah melakukan uji coba pertanian padi, jagung, dan singkong.

“Semuanya tidak menggunakan pupuk subsidi. Hasilnya luar biasa. Untuk padi dan jagung hasil panennya naik dua kali lipat,” katanya.

Sedangkan untuk singkong naik hingga 10 kali lipat. Umumnya petani singkong hanya bisa memanen per batang hanya 3-5 kg. Sedangkan singkong yang ia tanam per batang bisa mencapai 30 kg. Padahal saat ditanam di Banten dengan bibit yang sama dan perlakuan serta pupuk yang sama hanya menghasilkan 15 kg per batang.

“Jadi tanah Gorontalo sangat subur. Bayangkan dalam satu hektare bisa menghasilkan 300 ton. Silakan dihitung berapa pendapatannya jika per kg Rp1.500,” katanya.

Untuk itu Gobel mengajak pemerintah daerah untuk tidak lagi bergantung pada pupuk subsidi dari pemerintah pusat.

“Jumlah subsidi terus berkurang. Jadi pasti jatahnya berkurang dan tidak cukup. Selain itu, pupuk subsidi juga tidak menghasilkan panen yang optimal. Jadi saatnya beralih ke pupuk nonsubsidi. Di sinilah pentingnya pemihakan dari pemerintah daerah untuk bisa menciptakan ekosistem agar petani bisa bertani dengan pupuk nonsubsidi,” katanya.

Gobel juga menjelaskan gagasannya mengenai Visi 2051. Melalui visi tersebut, ia akan menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan. Hasil pangan bisa untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya Indonesia Timur, dan juga untuk kepentingan ekspor ke kawasan Asia Timur. Gorontalo diuntungkan secara geografis karena memiliki jarak lebih dekat ke negara-negara Asia Timur melalui Pelabuhan Anggrek. Produk pangan tersebut berasal dari pertanian dan perikanan dari hulu hingga hilir.

“Karena ada industri pangan yang akan dibangun, jadi akan ada banyak investasi yang masuk, akan banyak lapangan kerja tercipta, akan banyak UMKM yang tumbuh,” katanya.

(nasihin/*)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *