Internasional
Hari Ini 38 Tahun Lalu Anwar Sadat Tewas Ditembak Kaum Fundamentalis
Kabarpolitik.com- Hari ini 38 tahun lalu, Presiden Anwar Sadat tewas ditembak dalam sebuah parade militer oleh tentara Jihad Islam- organisasi muslim Mesir berhaluan keras yang menentang perjanjian damai Mesir dengan Israel. Tindakan represif anggota Jihad Islam terlihat dalam peristiwa September.
Jenderal Besar Mohammed Anwar Al Sadat lahir di Mit Abu Al-Kum, Al-Minufiyah, Mesir, 25 Desember 1918. Sadat lahir dalam sebuah keluarga Mesir-sudan yang miskin, dengan 12 saudara laki-laki dan perempuan. Ayahnya Mesir, ibunya Sudan. Ia lulusan akademi militer kerajaan di Kairo pada 1938 dan ditempatkan di Korps Isyarat.
Pada Perang Dunia II ia dipenjarakan oleh Britania atas usaha-usahanya untuk mendapatkan bantuan dari kekuatan poros dalam mengusir pasukan-pasukan pendudukan Britania. Ia ikut serta dalam kudeta 1952 yang menggulingkan Raja Farouk II. Ketika revolusi meletus, ia diperintahkan mengambil alih jaringan radio dan mengumumkan pecahnya revolusi kepada rakyat Mesir.
Anwar Sadat adalah seorang tentara sekaligus politikus. Pada 1964, setelah memegang berbagai jabatan dalam pemerintahan Mesir, ia dipilih oleh Presiden Gamal Abdel Nasser untuk menjabat sebagai Wakil Presiden. Ia menduduki jabatan itu hingga 1966, dan sekali lagi dari 1969 hingga 1970.
Pada 1973, Sadat bersama-sama dengan Hafez Al Assad, Syria, memimpin Mesir dalam perang Yom Kippur melawan Israel, untuk merebut kembali semenanjung Sinai, yang dicaplok oleh Israel ketika krisis Terusan Suez 1956 terjadi.
Pemenang dalam pertempuran itu hingga kini masih belum jelas siapa yang menang dan yang kalau, namun dari pertempuran itulah mengawali pembahasan perjanjian damai Camp David. Dalam perjanjian itu Sinai ditetapkan menjadi bagian Mesir. Perjanjian damai itu diprakarsai Jimmy Carter dan Henry Kissinger.
Perjanjian itu memang mengembalikan wilayah Mesir yang sebelumnya direbut oleh Israel pada perang 1967. Namun tidak mengembalikan Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel kepada Syria pada perang 1967. Inilah yang menjadi ganjalan di hati warga Palestina dan Jerusalem Timur yang direbut Israel pada perang 1967.
Dari situ nama Sadat melambung. Pada 15 Oktober 1970 Sadat resmi menjabat sebagai Presiden ketiga Mesir. Ketidakpuasan organisasi pergerakan Islam terhadap perjanjian Camp David masih membekas. Kunjungan Sadat ke Jerussalem memenuhi undangan Perdana Menteri Israel, Manachem Begin pada 1977 memperbesar kemarahan kaum fundamentalis, dunia arab serta organisasi pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organisation, PLO).
Pertemuan ini merupakan awal dari perundingan perdamaian antara Israel dan Mesir. Pada 1978, terciptalah Perjanjian Damai Camp David. Dari situ Anwar Sadat dan Menachem Begin menerima hadiah Nobel Perdamaian.
Perjanjian ini banyak ditentang oleh dunia Arab. Banyak yang percaya, hanya dengan jalan militer Israel bisa dipaksa untuk berunding dengan Palestina. Pergerakan Islam fundamentalis penentang Camp David menepikan peran Mesir. Mereka melakukan perlawanan terhadap militer Mesir.
Pada September 1981, Anwar Sadat melancarkan tindakan represif kepada organisasi pergerakan fundamentalis. Aktivis pelajar, dan organisasi Koptik, yang dianggap mengganggu stabilitas Mesir ditangkap. Tindakan ini dikecam dunia, karena dianggap melanggar HAM.
Tindakan Anwar Sadat ini memicu perlawanan yang semakin besar. Perjalanan politik Anwar Sadat berakhir setelah tewas ditembak dalam sebuah parade militer oleh tentara Jihad Islam- organisasi muslim Mesir berhaluan keras yang menentang perjanjian damai Mesir dengan Israel. Anwar Sadat kemudian digantikan oleh Wakil Presiden Hosni Mubarak.[sgh]