Connect with us

Daerah

Merasa Diperhatikan, Para Petani Karet di Sumsel Berterima Kasih Ke Jokowi

Karet merupakan kekayaan daerah yang dimiliki rakyat Sumatra Selatan (Sumsel). Sebagian besar masyarakat di daerah ini menggantungkan nasibnya melalui karet. Karena itu, mengangkat nilai komoditi utama, yaitu karet di daerah tersebut menjadi tugas besar pemerintah pusat maupun daerah agar nilai jual bahan baku karet tidak anjlog.

Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, harga karet di Sumsel jauh dari standar, bahkan pernah mencapai titik terendah, yakni Rp 4.600 per kilogram. Baru mulai bulan September hingga Oktober 2018 ini, harga jual getah karet mulai naik dan stabil di angka Rp 9.000 per kilogram.

Nurhadi Maulana, salah satu petani karet di Kabupaten Banyuasin mengaku berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mulai memperhatikan nasib para petani di Sumsel. Meski harga karet saat ini belum lebih dari Rp 10.000, Nurhadi Maulana merasa senang karena selain harga mulai naik, juga ada gebrakan dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani karet.

“Dalam beberapa tahun ini, kami sebagai petani karet benar-benar menderita, karena harganya turun total. Saya tidak tahu persoalannya apa, apakah kualitas karet kita mulai menurun, sehingga dihargai murah, tapi sepengetahun saya kulitas karet di Sumsel sangat baik. Atau bisa jadi karena pemerintah kurang peduli. Tapi dalam dua bulan terkahir ini, alhamdulillah harga karet mulai naik,” ujar Nurhadi Maulana saat dimintai keterangannya, di Kabupaten Banyuasin, Kamis (25/10/2018).

Gebrakan yang dimaksud adalah adanya rencana dari Pemprov Sumsel yang akan membangun pabrik ban terbesar, guna meningkatkan kesejahteraan pengusaha dan petani karet di Sumsel. Dimana rencana tersebut sudah mendapat restu dari Presiden Jokowi untuk membangun pabrik ban berskala besar di Sumsel.

Nurhadi Maulana sangat antusias dengan rencana pembangunan pabrik ban tersebut. Dengan dibangunnya pabrik itu, ia berharap bisa menjual karetnya langsung tidak melalui tengkulak. Selain itu, ia juga meminta pabrik itu nantinya dikelola dengan baik dan profesional, sehingga kekayaan atas tanaman karet dapat dirasakan dan bermanfaat untuk masyarakat daerah.

“Kita berharap Pemprov Sumsel untuk benar-benar merealisasikan pembangunan pabrik ban terbesar yang sudah diwacanakan itu. Apalagi sudah mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Semoga tidak ada kendala, karena kita petani karet ingin hidup sejahtera, nilai jual karet hasil panen kita tidak hanya menutupi modal tenaga ataupun materi saja, tetapi bisa untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak,” tegas Nurhadi Maulana. (kp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *