Connect with us

Nasional

Sebentar Lagi Ada Padi Solusi Gagal Tumbuh pada Balita

Jakarta – Angka penderita kekurangan gizi, khususnya seng/ zat besi (Zn), di seluruh dunia – termasuk di Indonesia masih tergolong tinggi. Dan salah satu akibat dari kekurangan gizi Zn adalah gagal tumbuh (stunting) pada anak-anak. Demikian dijelaskan oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri dalam kunjungannya di Balai Besar Bepelitian Tanaman Padi (08/12/12).

Menurutnya, Zn merupakan unsur gizi yang vital bagi manusia. Terlebih masalah stunting saat ini telah mengemuka dan pemerintah telah menerbitkan daftar 100 kabupaten dengan permasalahan stunting yang perlu diprioritaskan penanganannya.

“Zn merupakan komponen-komponen lebih dari 300 enzim yang berfungsi antara lain untuk penyembuhan luka, menjaga kesuburan, sintesa protein, dan meningkatkan daya tahan tubuh, dan berbagai fungsi terkait kesehatan dan produktivitas manusia”, ujar Kuntoro.

Makanan Pokok Sebagai Solusi Stunting

Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah penderita kekurangan gizi Zn antara lain adalah dengan mengkonsumsi beras yang memiliki kandungan Zn tinggi. Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Kementan, Priatna Sasmita menjelaskan bahwa upaya perakitan varietas padi dengan kandungan Zn tinggi untuk Indonesia telah dilakukan secara kolaboratif dengan lembaga-lembaga penelitian seperti Institut Penelitian Padi Internasional (International Rice Research Institute-IRRI)
dan Harvest Plus Project.

Kegiatan awalnya telah dilakukan oleh peneliti BB Padi Dr. Untung Susanto dan tim antara lain melalui pengenalan materi generasi awal hingga lanjut dari IRRI, yang didesain untuk menghasilkan varietas baru yang memiliki kandungan Zn beras tinggi. Pengujian dilakukan oleh BB Padi meliputi tahapan seleksi, observasi, hingga uji daya hasil.

“Selanjutnya sejak 2016 telah dilakukan uji multi lokasi galur-galur dengan kandungan Zn tinggi, dan pada September 2018 telah dilepas pula varietas unggul baru pertama dengan keunggulan memiliki kandungan Zn beras tinggi. Varietas tersebut telah dilepas dengan nama Inpari IR Nutrizinc”, kata Priatna.

Lalu kapan masyarakat Indonesia bisa mengonsumsi padi tinggi kandungan Zn ini? Priatna menjelaskan, produksi penyebaran benih varietas unggul ini adalah langkah penting selanjutnya.
Agar petani dapat segera menggunakannya, sehingga memberi dampak nyata bagi kesehatan masyarakat dan kesejahteraan petani itu sendiri.

“Varietas padi dengan kandungan Zn beras tinggi diharapkan dapat menjadi salah satu alat yang efektif untuk mengurangi angka penderita kekurangan gizi Zn di Indonesia”, tambahnya.

Priatna menyatakan pula bahwa perakitan varietas padi dengan kandungan Zn tinggi secara berkelanjutan juga masih diperlukan. Peningkatan daya hasil, kandungan Zn, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit utama perlu dilakukan agar diperoleh varietas yang selain memiliki kandungan Zn tinggi juga lebih beragam untuk melayani kebutuhan yang semakin beragam pula.

Kita tunggu kehadiran beras tinggi kandungan Zn, agar menjadi solusi stunting. (*)

source

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *