Politik
Bambang Haryo Tanggapi Cepat Lonjakan Kasus DBD di Sidoarjo

Anggota Komisi VII DPR RI, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono, bergerak cepat menanggapi laporan warga terkait meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Pucang, Kabupaten Sidoarjo. Sebagai langkah awal penanggulangan, ia menginisiasi kegiatan penyemprotan (fogging) di ratusan rumah warga yang diduga menjadi lokasi berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.
“Kami menerima laporan bahwa sejumlah warga telah terjangkit DBD, bahkan ada yang harus dirawat intensif di ruang ICU. Ini tidak boleh dibiarkan,” ujar Bambang Haryo, Senin (9/6/2025).
Dari laporan yang diterimanya, setidaknya sepuluh warga, termasuk anak-anak, telah menjadi korban DBD. Menanggapi kondisi ini, Bambang langsung mengerahkan tim relawan dan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk segera melakukan fogging di lingkungan terdampak.
Menurutnya, fogging merupakan langkah awal yang krusial untuk memutus rantai penyebaran nyamuk. Target penyemprotan awal mencakup sekitar 250 rumah, dan akan diperluas ke wilayah lain jika diperlukan.
Namun demikian, Bambang mengingatkan bahwa fogging bukan satu-satunya solusi. Ia menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat terkait upaya pencegahan mandiri, melalui pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta penerapan langkah 3M menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk.
“Kami juga meminta Puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan mendistribusikan vitamin agar daya tahan tubuh warga tetap terjaga,” tambahnya.
Lurah Pucang, Yuargono, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi langkah cepat yang diambil Bambang Haryo. Ia juga mengimbau warga untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
“Peran serta masyarakat sangat penting. Jangan hanya mengandalkan fogging, tetapi kita semua harus bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian wakil rakyat terhadap kesehatan masyarakat sekaligus sinyal bahwa penanganan wabah DBD membutuhkan kolaborasi erat antara warga, tenaga medis, dan pemangku kebijakan.
