Nasional
Perjuangan Mencari Ibu yang Hilang ‘Ditelan’ Bencana Sulteng

Bencana gempa bumi, tsunami dan tanah bergerak (likuifaksi) yang terjadi 28 September 2018 lalu, masih segar diingatannya. Belum lagi rumah tempat dia menghabiskan masa kecil ikut terseret tanah bergerak, dia pun diharuskan mencari jejak ibundanya yang hilang usai bencana itu.
Mahmuddin (Palopo Pos), Masamba
Raut wajah Rikardi Sakaruddin sama sekali tak lerlihat letih ataupun lelah, Ia tetap samangat mencari Ibunda tercintanya dan berharap masih hidup.
Hj Haemin S Sos salah satu dari ribuan Korban Gempa Bumi dan Tsunami yang melanda Kota Palu, Donggala, dan Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat 28 September 2018 sekitar pukul 17.15 menjelang Mangrib. Hingga hari ke 11 Selasa 9 Oktober kemarin, Istri H Sakaruddin ini belum juga ditemukan.
Pasca Gempa dan Tsunami Jumat Kelabu itu, Hj Haemin sudah tak bisa dihubungi, Sakaruddin dan Keluarganya di Salulemo Kec Baebunta Kab Luwu Utara tentu merasa cemas, Esoknya 29 September, Anak Bungsunya, Rikardi langsung berangkat ke Palu memastikan keberadaan Ibundanya.
Hj Haemin yang juga pejabat Eselon III di Dinas Koperindag Lutra memang berada di palu, Ia berangkat dari Masamba tujuh hari sebelum terjadinya bencana, Hajja akan menemani tiga cucunya dikediaman anaknya yang saat itu sedang perjalanan dinas ke luar daerah.
Saat Gempa berkekuatan 7,4 SR itu, Hj Haemin sedang berada di dalam rumah bersama tiga cucu dan satu orang menantunya. Mereka keluar rumah lari menyelamatkan diri, Hj Haemin keluar rumah mengejar cucunya. Sejak itulah Ibu Hajjah sudah tidak ada kabar hingga saat ini.
Hampir semua titik pengungsian sudah didatangi, begitu pula Rumah sakit di Kota Palu. “Sekitaran puing-puing rumah juga sudah digali oleh teman-teman TNI dibantu Relawan dari Kab Luwu Utara Tapi masih dua titik pengungsian daerah pegunungan yang belum kami datangi, rencananya hari ini (Kemarin) kami kesana, semoga mama ditemukan disana dalam keadaan hidup,” ucap Rikardi, Selasa, lalu.
Gempa yang disertai dengan Tanah yang bergerak itu selain menenggalamkan tiga rumah H Sakaruddin, tiga buah mobilnya juga rusak parah, Bahkan Toyota Alpard tertimbun di Garasi rumah sedalam tiga meter. “Mobil Alfard tertimbun tanah, saya sudah ambil tapenya, sedangkan Avansa dan Ertiga berada diatas permukaan dalam keadaan rusak, ” tuturnya.
Jika melihat foto satelit merilis tanah bergerak yang beredar media sosial, kediaman H Sakaruddin di bilangan Jalan Telaga Raya No 2 dekat dengan perempatan Jalan HM Soeharto Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, lokasi itu merupakan titik paling parah karena persis ditengah-tengah dimana Lokasi Likuifaksi (tanah bergerak) itu terjadi. “Puing-puing rumah saya sudah bergeser jauh dari tempat semula, kira-kira 800 meter dari posisi awalnya,” ujarnya.
Saat ini kami masih di Palu bersama kakak Ipar, sedangkan Bapak sudah pulang hari ini ke Masamba, Mohon Doanya semua, semoga Mama masih dipengungsian, karena bapak (Sakaruddin) memiliki firasat bahwa mama masih hidup tapi dalan kondisi luka parah.(*)
