Connect with us

Internasional

Berpenduduk 1,4 Miliar, Populasi Tiongkok Susut dalam 60 Tahun

Published

on

Kabarpolitik.com – Tiongkok merupakan negara paling besar menyumbang penduduk dunia sebesar 1,4 miliar orang. Dan untuk kali pertama dalam sejarah 60 tahun terakhir, populasi Tiongkok menyusut karena tingkat kelahirannya anjlok.

Negara terpadat di dunia itu memiliki 850 ribu orang lebih sedikit pada akhir 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seperti laporan Biro Statistik Nasional Tiongkok, Selasa (17/1). Badan tersebut menambahkan bahwa ada 9,56 juta kelahiran dan 10,41 juta kematian.

Penghitungan hanya mencakup populasi Tiongkok daratan, tidak termasuk Hong Kong dan Makau serta penduduk asing.

Penurunan tersebut, yang pertama sejak 1961. Tingkat kelahiran China tahun lalu adalah 6,77 kelahiran per 1.000 orang, turun dari tingkat 7,52 kelahiran pada tahun 2021, menandai tingkat kelahiran terendah dalam catatan.

Rumah Tangga Hanya 1 Anak

Dilansir daru Sky News, Rabu (18/1), sebagian besar penurunan demografi terkait dengan kebijakan satu anak di setiap rumah tangga. Kebijakan itu berlangsung selama 35 tahun, dan dipengaruhi tingginya biaya membesarkan anak.

Ahli demografi Yi Fuxian mengatakan penyusutan tenaga kerja negara itu dan penurunan produksi manufaktur akan semakin memperburuk harga dan inflasi tinggi di Amerika Serikat dan Eropa.

Prospek demografis dan ekonomi Tiongkok jauh lebih suram dari yang diperkirakan. Tiongkok harus menyesuaikan kebijakan sosial, ekonomi, pertahanan, dan luar negerinya.

Namun Kepala Biro Statistik Nasional Tiongkok, Kang Yi, mengatakan pasokan tenaga kerja negara secara keseluruhan masih melebihi permintaan. PBB memperkirakan tahun lalu bahwa India akan menggantikan Tiongkok sebagai negara terpadat di dunia pada tahun 2023.

Amerika Serikat memiliki populasi lebih dari 333 juta menurut perkiraan Biro Sensus AS, sedangkan populasi Inggris diperkirakan mencapai 67,1 juta pada tahun 2020, menurut Kantor Statistik Nasional. Namun sejak 2021, pemerintah daerah telah memberikan insentif untuk mendorong lebih banyak kelahiran termasuk pemotongan pajak dan cuti melahirkan yang lebih lama.

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *