Politik
Buru Suara Emak-emak, BPN Yakin Selisihnya di Bawah 10 Persen

Kabarpolitik.com, JAKARTA – Undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan menjadi segmen suara yang banyak diburu oleh kedua kubu yang tengah bersaing di pilpres 2019. Itu dikarenakan angkanya yang masih cukup tinggi. Dari survei internal Partai Demokrat diklaim undecided voters mencapai angka 21 persen.
“Di awal Februari ada survei dari pihak kami, di internal partai Demokrat yang waktu itu juga kita lakukan undecided sekitar 21 persen,” ujar Politikus Ketua Divisi Komunikasi partai Demokrat Imelda Sari di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, (21/3).
Dari survei ini, undecided voters mayoritas diketahui berasal dari kalangan emak-emak dan pemilih pemula atau anak-anak milenial. Karena angkanya mencapai 21 persen.
Namun, jika membandingkan temuan internal partai dan survei Litbang Kompas yang digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019. Mengingat Litbang Kompas merilis undecided voters menyisakan 13,4 persen.
“Mungkin selama Februari sampai awal Maret itu salah satu (undecided voters menurun) menurut kami adalah karena debat capres cawapres, kemudian juga pergerakan paslon,” jelasnya.
Imelda juga menuturkan, penggarapan suara di basis undecided voters juga tetap menjadi titik fokus BPN. Oleh sebab itu, dengan adanya debat keempat dan kelima, ditambah dengan kampanye terbuka bisa menarik segmen pemilih itu.
“Rata-rata undecided ini kalangan terdidik dan milenial. Sehingga debat menurut saya menjadi salah satu penentu di samping rapat umum,” ujarnya.
Lebih lanjut Imelda juga menuturkan, selisih elektabilitas antara pasangan 01 dan 02 sangat ketat. Namun, dia mengakui jika elektoral penantang masih di bawah petahana.
“Kalau dari posisi survei yang kita lihat memang cukup ke ketat angkanya dan selisihnya memang mungkin sangat kecil. Kalau yang Kompas kemarin 11 persen yang kami ketahui (selisihnya) di bawah 10 persen,” ujarnya.
Dari survei Litbang Kompas yang digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 seperti yang disebutkan Imelda, diketahui elektabilitas Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi selisih 11,8 persen. Petahana mendapat 49,2 persen, sedangkan penantang, 37,4 persen. Adapun sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Elektabilitas Prabowo-Sandi naik 4,7 persen dalam enam bulan, dari 32,7 persen pada Oktober 2018 menjadi 37,4 persen pada survei kali ini. Sebaliknya, rivalnya, Jokowi-Ma’ruf turun 3,4 persen, dari 52,6 persen pada Oktober 2018 menjadi 49,2 persen.
Oleh sebab itu, Imelda mengatakan, survei Litbang Kompas ini akan menjadi salah satu acuan BPN untuk memotret kondisi politik terkini. Di samping survei internal yang menjadi pedoman utama.
Selain itu, demi mengejar ketertinggalan elektabilitas dari petahana, BPN pun terus melakukan berbagai upaya di satu bulan terakhir masa kampanye. Mereka bahkan tengah menyiapkan kampanye akbar, di mana Prabowo dan Sandi akan berada di satu panggung.
“Kami sedang mempersiapkan kampanye akbar di mana paslon kami beberapa kali untuk Pak Prabowo dan Sandiaga Uno untuk bersama-sama melakukan kampanye,” pungkas Imelda.
(JPC)
