Daerah
Mustofa Widjaja: Masyarakat Kepri Lebih Akrab Dengan Kain Songket

Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Peringatan ini berawal ketika United Nations Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai salah satu warisan dunia.
Adanya Hari Batik Nasional ini disambut baik oleh Mustofa Widjaja, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2019-2024 dari Provinsi Kepulauan Riau.
“Kita patut berbangga sebagai anak bangsa dengan adanya hari batik nasional ini. Buah karya nenek moyang kita diakui dunia internasional,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, di Kota Batam, Selasa (2/10/2018).
Mustofa menilai, penetapan UNESCO bahwa batik menjadi warisan budaya dunia secara tidak langsung sudah mengangkat harkat dan martabat bangsa. Kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap budaya Indonesia pun ikut meningkat.
Namun Mustofa turut mengkritisi peringatan ini. Baginya Hari Batik Nasional tidak cukup. Harus ada satu peringatan lagi untuk merepresentasikan budaya nasional.
“Setahu saya kain songket lebih menyebar secara nasional. Buah tangan songket menyebar hampir merata di berbagai daerah di Indonesia, dengan motifnya masing-masing. Saya khawatir batik belum betul-betul mewakili budaya nasional,” ujar Mustofa menimpali pertanyaan wartawan.
Atas dasar itu, mantan Kepala BP Batam ini mendorong pentingnya hari songket nasional. Ini dilakukan untuk mengakui eksistensi kain-kain lain yang sudah lama berkembang di luar pulau Jawa.
“Orang Kepri sendiri tidak terlalu akrab dengan batik. Sebagai orang Melayu, masyarakat Kepri lebih akrab dengan kain songket,” tegasnya. (kp)
