Connect with us

Nasional

Emil Salim Desak Jokowi Pilih Menteri Berkompeten Urus Laut dan Perikanan Indonesia

Published

on

Kabarpolitik.com, JAKARTA — Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo terjerat kasus suap benih lobster (benur). Wakil Ketua Umum Gerindra itu menjadi menteri pertama di Kabinet Jokowi periode kedua yang diringkus KPK.

Edhy ditetapkan sebagai tersangka menerima hadiah atau janji terkait dengan perizinan tambak, usaha dan atau pengelolaan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

Ekonom senior Emil Salim turut angkat bicara atas kasus ini. Ia berharap pemerintahan Jokowi jadikan momentum ini dengan mengambil kebijakan mendidik nelayan mengembangkan benur jadi lobster yang harganya jauh lebih tinggi dibanding mengekspor benihnya.

“Laut RI luas dan kaya tapi nelayannya banyak lagi miskin. Bisakah Pemerintah mendidik nelayan kita kembangkan benur jadi lobster yang tinggi harganya ketimbang ekspor benur ke Vietnam bikin makmur orang-orang partai negeri di atas derita kemiskinan rakyat nelayan?” celoteh Emil Salim di akun Twitter pribadinya @emilsalim2010, Kamis (26/11/2020).

Emil yang pernah meraih penghargaan The Leader for the Living Planet Award dari World Wide Fund (WWF) itu menegaskan, ekspor baby lobster justru merusak habitat dan ekosistem lobster itu sendiri. Malah yang untung besar adalah elite di balik ekspor tersebut.

“Semula hanya NU dan Muhammadyah menentang ekspor benih lobster. Lalu hanya Koran Tempo gencar bongkar ekspor lobster lintas partai rusak habitat lobster sementara koran lain diam. Syukurlah KPK berani bertindak tangkap Menteri dari Partai Gerindra yang terlibat,” tegasnya.

(Fajar)