Connect with us

Politik

Fadli Zon Kembali Terima Penghargaan MURI, Tahun Ini Capai 12 Kategori Sekaligus

Fadli Zon

Fadli Zon kembali menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang dipimpin Jaya Suprana. Tak tanggung-tanggung, Fadli Zon mencatatkan 12 kategori sekaligus. Penghargaan MURI diberikan di Rumah Kreatif Fadli Zon, Cimanggis, Depok. Rumah Kreatif ini sebelumnya, pada Selasa (30/5/2023) mendapatkan Rekor Muri dari Menteri Parekraf RI dengan kategori Rumah yang Mempunyai Berbagai Koleksi Budaya Nusantara Terbanyak.

Ada 12 Kategori Penghargaan dari MURI untuk 12 kategori. Hal itu di antaranya, 8 kategori sebagai Kolektor dan 4 kategori sebagai Inisiator. Untuk 12 kategori sebagai berikut, yaitu, pertama, Kolektor Indonesia Raya LP Shellac Gramafon.

“Ini rekaman pertama lagu Indonesia Raya tahun 1928 oleh WR Supratman dengan label Yo Kim Tjan dan dibuat di Inggris,” ujar Fadli Zon, Minggu (4/6/2023).

Kedua, Kolektor Master Rekaman Indonesia Terbanyak dengan jumlah 5018 buah, yaitu berupa master reel untuk dicetak piringan hitam dan kaset.  Ketiga, Kolektor Kaset Wayang Terbanyak dengan jumlah  276 set (2.365 kaset). Keempat, Kolektor Kaset Indonesia Terbanyak` dengan jumlah 11.250 judul (terdata lengkap dengan judul lagu). Kelima, Kolektor Komik Silat Indonesia Terbanyak dengan jumlah 48.784 buku.

Keenam, Kolektor Kacamata Tokoh Indonesia Terbanyak dengan jumlah 68 buah. Ketujuh, Kolektor Mesin Tik Tokoh  Indonesia Terbanyak dengan jumlah 28 buah, antara lain mesin tik Rosihan Anwar, Taufiq Ismail, Ahmad Tohari, Subandrio, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bahri. Kedelapan, Kolektor Prangko Proof Cetakan Wina Terlengkap.

“Ini adalah prangko Indonesia yg dicetak di Wina pada 1947-1949 sebagai propaganda kemerdekaan RI. Diusahakan oleh perwakilan kita di New York yaitu LN Palar, Sumitro Djojohadikusumo, Sudjatmoko, Soedarpo n Charles Tambu,” tambah Politisi Fraksi Partai Gerindra itu.

Selain kategori sebagai kolektor, Fadli Zon juga memperolah 4 (empat) kategori MURI sebagai inisiator sebagai berikut. Pertama, Orang Indonesia Pertama sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional dari Program Sastra Rusia. Ia menjadi Mahasiswa Berprestasi 1 Universitas Indonesia (UI) dan Nasional. Kedua, Inisiator terbentuknya Inter-Parliamentary Union (IPU) Task Force Konflik Rusia – Ukraina. Diketahui, IPU Task Force Konflik Rusia-Ukraina ini digagas tahun 2022 di IPU Conference di Bali pada Maret 2022. Hingga kini sudah 9 kali pertemuan Gugus Tugas antara kedua Parlemen Rusia dan Ukraina untuk mencari penyelesaian damai. Fadli Zon menjadi anggota Tim Parlemen Dunia mewakili Parlemen Asia Pasifik. Total anggotanya 8 orang dan sudah berkunjung langsung ke Kiev dan Moskow pada Juli 2022.

Ketiga, Kolektor Prangko Indonesia Pertama Peraih “The Best International” Kelas Koleksi Filateli Postal Stationery (PS); dan Keempat, Kolektor Prangko Indonesia Pertama Meraih Emas Untuk Kelas Koleksi Postal History (PH) dalam Pameran Filateli Tingkat Dunia.

Turut hadir sejumlah seniman, musisi, budayawan, dan Komunitas Pecinta Piringan Hitam (KOPI HITAM). Ada Titik Hamzah, penyanyi Erni Djohan, Muchsin Alatas, Titiek Sandhora, Jelly Tobing, dll. Titik Hamzah sangat mengapresiasi kerja-kerja pengarsipan rilisan musik yang dilakukan Fadli Zon.

Bagi Fadli Zon sendiri, pencatatan MURI ini sebagai upaya pendokumentasian benda-benda budaya. “Saya sangat senang, menghargai, apresiasi, mudah-mudahkan kegiatan MURI ini memberikan inspirasi dan makin banyak inovasi maupun kreativitas yang tumbuh di masyarakat Indonesia,” ujar Anggota Komisi I DPR RI ini.

Ia berharap masyarakat makin menghargai seni budaya Indonesia baik musik, wayang, keris, dan karya-karya lain. Dengan bertambahnya 12 Kategori MURI, bagi Fadli Zon, ini merupakan MURI ke-49. Terakhir pada tahun 2022, ia mencatatkan 9 rekor MURI. Fadli Zon menyatakan seni dan benda warisan budaya yang ia koleksi akan menjadi bagian dari pelestarian budaya bangsa dengan menghidupkannya melalui edukasi dan literasi khususnya untuk generasi muda dan generasi mendatang. Ia menyusun katalog semua koleksinya dan beberapa telah diterbitkan menjadi buku.

“Bangsa yang beradab adalah bangsa yang menghargai budayanya,” tutupnya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *