Daerah
Ferry Batara Minta Pemerintah Kota Depok Perhatikan Nasib Guru Honorer
Depok — Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI Dapil Jawa Barat (Jabar) VI (Kota Depok-Kota Bekasi) Ferry Batara, mengatakan ketersediaan fasilitas pendidikan mempengaruhi perkembangan siswa-siswi di sekolah. Dan pendidikan yang baik akan berdampak terhadap pembangunan sebuah daerah.
“Maju tidaknya sebuah daerah ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Dan SDM yang mumpuni lahir dari sistem pendidikan yang baik serta fasilitas yang menopangnya,” ujar Ferry Batara di Cinere, Kota Depok, Selasa (09/10/2018).
Karena itu, Caleg yang maju dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mendorong pemerintah Kota Depok dan Kota Bekasi untuk segera melengkapi sekolah-sekolah yang masih minim fasilitas.
Ia juga menanggapi soal pemerintah Kota Depok yang sedang membangun 24 gedung sekolah baru (23 SDN dan 1 SMPN). Ferry Batara mengharapkan usai jadi nanti, sekolah-sekolah ini dilengkapi fasilitas pendidikan yang bisa mendorong siswa meraih prestasi.
“Saya minta pemerintah memberi perhatian lebih terhadap pendidikan. Terutama soal fasilitas. Jangan sampai sekolah-sekolah di Kota Depok ada yang kekurangan fasilitas,” tegas Ferry Batara.
Selain fasilitas, menurut Ketua DPD PSI Kota Depok ini, kesejahteraan guru juga perlu diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini penting karena kesejahteraan guru sangat mempengaruhi fokus tidaknya mereka dalam mendidik.
Terutama kesejahteraan guru honorer. Ferry Batara merasa sedih, seperti hampir di semua wilayah di Indonesia, kesejahteraan guru Non PNS di Kota Depok juga masih sangat memprihatinkan.
Bagaimana tidak, hingga kini insentif yang didapat guru honorer lulusan sarjana yang masa kerjanya kurang dari 4 tahun hanya 1,25 juta. Bahkan yang masa kerjanya lebih dari 12 tahun hanya sekitar 2,75 juta. Artinya, baik yang baru maupun yang sudah lama mengabdi, pendapatannya masih jauh dari UMR yang mencapai 3,5 juta.
“Agar pendidikan di Kota Depok ini maju, pemerintah harus juga memperhatikan nasib gurunya. Terutama guru honorer yang hingga kini nasibnya masih terkatung-katung,” pungkasnya. (kp)