Connect with us

Politik

Gobel Dicegat Warga: ‘I Love You, Pak’

SUWAWA (29 Januari): Wakil Ketua DPR Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) yang juga Ketua DPW Partai NasDem Gorontalo, Rachmat Gobel, dicegat warga di tengah jalan.

Mereka membawa spanduk bergambar Rachmad Gobel. Mobil yang dinaiki Gobel pun berhenti. Gobel kemudian turun dari mobil dan menyalami mereka satu per satu. Setelah itu ia naik lagi ke mobilnya dan melanjutkan perjalanannya.

“Terima kasih atas dukungannya,” ungkap Gobel di kawasan Bone Pesisir, Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (28/1).

Peristiwa itu terjadi saat seorang kakek yang ikut mencegat mobil Rachmad Gobel tak banyak berkata-kata. Hanya matanya tampak berkaca-kaca, sedangkan seorang remaja perempuan berteriak, “I love you, Pak Rachmad.”

Sore itu Gobel baru berkampanye di Desa Tongo, Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Di hadapan ribuan massa, ia menyampaikan orasi tentang money politics. Tema yang sama juga ia sampaikan saat berkampanye di Desa Moluo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, sehari sebelumnya, Sabtu (27/1).

Di lokasi ini, massa yang datang lebih dari tiga ribu orang. Meski dalam rintik hujan, massa tak beranjak dan histeris menyambut orasi Rachmad Gobel.

“Saya datang bukan untuk membeli suara. Saya datang untuk bekerja membangun Gorontalo agar bisa maju dan makmur serta terlepas dari kemiskinan,” katanya.

Seperti biasa, dalam setiap kampanye, ia mengenalkan semua caleg untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten untuk daerah pemilihan yang menjadi lokasi kampanye. Namun pada kampanye kali ini, ia mengajak seluruh caleg yang berdiri di atas panggung untuk membungkuk memberikan hormat kepada hadirin.

“Saya memperkenalkan mereka bukan sekadar untuk dipilih, melainkan juga untuk dimintai pertanggungjawabannya jika nanti terpilih dan diawasi kinerjanya, termasuk diri saya sendiri. Ini agar tidak ada yang berkhianat terhadap amanat rakyat dan tidak ada dusta di antara kita. Jika ada yang tidak benar, saya sendiri yang akan memecatnya,” urainya.

Gobel mengingatkan bahwa money politics masih menjadi gejala umum dalam setiap pemilihan umum.

“Bahkan sekarang ada sistem paket. Ini sebetulnya paket hemat. Kelihatan besar, tapi yang dipilih harus satu paket mulai dari caleg DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Jika dirinci sebetulnya jatuhnya lebih murah. Namun, karena digabungkan jadi satu menjadi terlihat besar. Ingat, jangan pilih calon yang membeli suara. Suara bapak-ibu akan menentukan nasib bapak-ibu dan bangsa serta negara ke depan. Jadi jangan gadaikan hak politik bapak-ibu. Orang yang membeli suara adalah orang yang tak bertanggung jawab,” katanya.

Lebih lanjut Gobel mengatakan bahwa dalam memilih caleg yang harus diperhatikan adalah rekam jejaknya.

“Apa yang sudah ia kerjakan selama ini,” katanya. Selain itu, perhatikan juga karakter dan kepribadiannya. Kemudian, katanya, perhatikan juga integritasnya. “Itu yang utama,” katanya.

Pada kesempatan itu Gobel kembali mengingatkan bahwa sejak Gorontalo menjadi provinsi pada 2000 hingga saat ini, ternyata Gorontalo tetap menjadi provinsi termiskin kelima di Indonesia. Ini berarti secara proporsi, masyarakat Gorontalo lebih banyak yang miskin dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

“Ini menunjukkan Gorontalo salah urus,” katanya.

Untuk itu ia menegaskan bahwa cara terbaik untuk mengurangi jumlah orang miskin adalah dengan menciptakan lapangan kerja dan membuka kesempatan berusaha seluas-seluasnya.

“Harus ada pemihakan anggaran yang disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Masyarakat Gorontalo paling banyak menjadi petani dan nelayan. Jadi ke arah itu anggaran diberikan. Harus ada pemihakan kepada petani dan nelayan,” katanya.

Karena itu, Gobel mengaku heran dengan pendapat seorang pemimpin Gorontalo yang menyatakan bahwa bansos dan sembako adalah solusi untuk mengurangi kemiskinan.

“Bansos dan sembako itu bukan solusi untuk mengatasi kemiskinan. Tapi semacam obat pereda sakit, bukan mengobati penyakitnya. Jadi bansos dan sembako itu bersifat darurat dan sementara. Sedangkan solusi terbaik adalah dengan menciptakan lapangan kerja dan membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya kepada UMKM,” katanya.

Sebagai pengusaha, kata Gobel, ia menginvestasikan dana Rp 1,4 triliun di Gorontalo Utara untuk membangun pelabuhan internasional dan kawasan ekonomi khusus pangan.

“Ini akan menarik investasi tambahan sekitar Rp 5 triliun dan menciptakan lapangan kerja hingga 100 ribu dari hulu hingga hilir serta membuka kesempatan berusaha bagi pelaku UMKM untuk menopang industri pangan tersebut,” katanya.

Untuk itu, ia berharap Provinsi Gorontalo akan menjadi salah satu provinsi termakmur di Indonesia.(nasihin/*)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *