Politik
Hekal: Utang Baru Rp 349 Triliun Masih Aman Selama untuk Pembangunan

Pemerintah akan menarik utang baru senilai Rp349,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pelaksanaan APBN 2025. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Mohamad Hekal, menilai penarikan utang tersebut masih tergolong aman selama digunakan untuk pembangunan.
“Ya, (penarikan utang) positif selama untuk pembangunan,” kata Hekal, Jumat (4/7/2025).
Hekal menjelaskan, jumlah utang tersebut masih dalam batas wajar, selama tidak melebihi proyeksi defisit APBN 2025 yang diperkirakan mencapai Rp662 triliun atau setara 2,78% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Selama masih dalam kerangka target, masih aman. Karena pembiayaan kita memang direncanakan sampai Rp662 triliun. Jadi kalau Rp300-an triliun itu masih wajar untuk semester I,” jelasnya.
Ia tak menampik bahwa penarikan utang menjadi tantangan tersendiri, khususnya dalam meningkatkan penerimaan negara. Namun, Hekal optimistis pemerintah akan mengambil langkah strategis untuk memperkuat pendapatan.
“Itu memang tantangan. Kita harus meningkatkan pendapatan, dan ke depan harus lebih agresif,” tegasnya.
Secara khusus, Hekal menyoroti pentingnya peran Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam menutup defisit anggaran yang cukup besar.
“Beban berat ada di Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai yang baru. Karena itu, dalam laporan semester ini kita lihat target penerimaan negara harus digenjot secara agresif,” tambahnya.
Sebagai informasi, pada semester I 2025, Kementerian Keuangan telah menarik utang baru sebesar Rp315,4 triliun—naik 46,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penarikan tersebut terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp308,6 triliun dan pinjaman sebesar Rp6,9 triliun.
