Connect with us

Daerah

Hinca Pandjaitan Minta Pemkab Simalungun Berikan Data dan Informasi yang Benar Soal Penanganan Covid-19

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara (Sumut) III, Hinca Pandjaitan angkat bicara terkait penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Simalungun. Hinca berkomentar setelah beredarnya keluhan warga atas penanganan Covid-19 oleh Bupati Simalungun, JR Saragih.

Hinca mengatakan sebagai kepala daerah, Bupati memiliki tanggungjawab dan wewenang untuk menangani, mengelola serta memanage dengan baik dan efektif. Hinca juga meminta agar agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun menjaga akurasi data dan informasi.

“Pemkab Simalungun harus menyediakan dan memberikan informasi yang benar. Benar jumlahnya, akurat penyebabnya. Tidak boleh serta merta menyimpulkan telah terjadi Covid-19 jika record mediknya tidak lengkap. Dan soal record medik ini menjadi wilayah para dokter dibawah IDI,” ungkap Hinca, Jumat (10/04)

Terkait pernyataan Bupati JR Saragih yang menyatakan korban meninggal atas nama IR (31) yang dibantah oleh pihak keluarga, Hinca meminta agar segera di koreksi. Hinca juga mengajak seluruh masyarakat dan pihak pemerintah untuk bersatu dan solid dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Karena sudah dibantah oleh keluarga korban dengan menunjukkan data, tidak ada salahnya kesalahan informasi yang terlanjur dilepas harus dikoreksi dan diluruskan agar masyarakat tidak bertanya-tanya dan kebingungan. Dalam suasana seperti ini diperlukan informasi yang menyejukkan dan memastikan data adalah fakta,” paprnya.

Diketahui korban IR, Sesuai keterangan keluarga sudah menderita sakit cacar air sejak bulan Januari 2020. Adanya cairan dalam paru-paru serta mengidap pembengkakan pada usus. Sehingga tidak dapat makan, penyakit tifus, asam lambung dan maag, sehingga korban meninggal akibat komplikasi bukan Corona.

Pihak keluarga pun membantah informasi yang disampaikan Bupati JR Saragih terkait status pekerjaan korban. Erni, Kaka kandung korban menegaskan korban bukan karyawan melainkan kerja lepas sebagai pencari sapu.

“Semua yang disampaikan Bupati itu tidak benar. Almarhum meninggal akibat komplikasi bukan Corona. Dan kami buka karyawan atau pembantu, tidak ada sama sekali. Kami ini orang biasa, kami pekerja pencari sapu” pungkas Erni.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *