Politik
Konsepindo: Migrasi Pemilih di Dua Minggu Terakhir Jelang Pencoblosan Sulit Terjadi
Perhelatan pilpres tinggal menghitung hari. Perhatian semua pihak tertuju pada hari pemungutan suara, siapakah diantara dua paslon yang akan dinyatakan menang, paling cepat diketahui melalui quick count lembaga survei kredibel pada sore harinya.
Pertanyaan umumnya tertuju apakah di sisa dua minggu terakhir ini dapat terjadi perubahan besar, migrasi pemilih dan sejenisnya.
Direktur Lembaga Survei Konsep Indonesia (Konsepindo) Research & Consulting Veri Muhlis Arifuzzaman sekaligus analis politik ini menyampaikan pandangan. Menurut Veri, tidak ada sesuatu yang luar biasa di sisa waktu yang ada. Kedua pihak seperti terjebak dalam lomba banyak-banyak massa dalam kampanye. Menurut Veri, hal demikian itu merupakan warisan zaman old. Itu karena sesungguhnya para pemilih telah memutuskan pilihannya jauh-jauh hari.
“Jangan lupa, pilpres 2019 ini adalah pertarungan ulang yang disana-sini cukup kental bumbu ideologisnya. Jadi pemilih memang sudah solid jauh hari. Karena itulah migrasi pemilih atau perubahan dukungan agak sulit terjadi di dua minggu terakhir jelang pencoblosan,” ujar Veri Muhlis, Selasa (2/4/2019).
Alumni UIN Ciputat ini menambahkan, survei lembaganya yang digelar belum lama ini menunjukkan pola dimana petahana sulit untuk dikejar penantangnya. Menurutnya, di pertarungan pertama, saat kedua capres sama-sama belum bekerja atau belum punya karya peninggalan, pertarungan dimenangkan Jokowi. Kini, di pertarungan ulang, Jokowi punya modal lebih yakni karya atau hasil kerja nyata yang bisa dirasakan atau dilihat para pemilih.
“Jadi membangun logika akan ada migrasi pemilih di dua minggu jelang pencoblosan itu sulit dicerna para ahli strategi pemenangan pemilu. Kecuali memang ada gerakan terstruktur sistematis seperti vote buying atau intimidasi. Sejauh ini hal demikian sulit terjadi karena ruang geraknya sempit. Penyelenggara dan pengawas pemilu semakin profesional dan kecurangan akan sulit terjadi,” pungkasnya.