Daerah
Nyatakan Maju Pilgub di Sidang Pansus LKPj dan Tantang Golkar Bertarung, Gubernur Edy Rahmayadi Dinilai Semakin Panik Jelang Akhir Masa Jabatan
Wakil Ketua Kordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM DPD Partai Golkar Sumut Riza Fakhrumi Tahir, menilai Gubernur Sumut Edy Rahmayadi semakin panik menjelang berakhirnya masa jabatannya September 2023, sehingga melampiaskannya kepada Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sumut H Syamsul Qamar.
“Kepanikan itu semakin jelas dipertontonkannya kepada publik saat berlangsungnya sidang paripurna DPRD Sumut tentang penyampaian hasil Pansus Laporan Keterangan dan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur, Senin malam (22/5) di DPRD Sumut.
Menurut Riza, pada sidang paripurna tersebut, Edy menyatakan maju sebagai calon gubernur di Pilkada mendatang seraya “menantang” Partai Golkar bertarung di Pemilu 2024.
“Sidang paripurna itu tidak lain hanya ajang pelampiasan kepanikan Gubernur, sehingga sidang yang terhormat itu menjadi nuansa lain, karena bukan tempatnya menyatakan maju sebagai calon gubernur, sebab agenda sidang khusus membahas temuan Pansus LKPj,” ujarnya.
Riza melihat, kepanikan Edy akhir-akhir ini kerap terjadi, diawali pencopotan Bambang Pardede dari jabatannya sebagai Kadis PUPR Sumut setelah satu hari Presiden Joko Widodo meninjau jalan-jalan rusak di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Bahkan munculnya kepanikan itu, kata Ketua Kosgoro 1957 Sumut ini menambahkan, saat hadirnya Wakil Gubernur Sumut H Musa Rajekshah mendampingi Presiden Jokowi ke Labuhanbatu Utara.
Riza mendapat informasi, ketika akan berangkat ke Kabupaten Labura menggunakan pesawat helikopter melalui Lanud Soewondo, ternyata Edy sudah bersiap-siap mendampingi Presiden Jokowi. Tapi, yang diajak mendampingi presiden malah Wagub Sumut.
Apalagi diketahui, kata Riza, saat Presiden berada di Labura dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan istri Wakil Presiden, Wury Ma’ruf Amin menghadiri acara HUT Dekranas dan Hari Kesatuan Gerak PKK di Medan, tetap didampingi istri Wagub Sumut Sri Ayu Mihari.
Diungkapkan Ketua MW KAHMI Sumut ini, beberapa hari setelah kunjungan presiden ke Labura, dirinya sempat bertanya kepada Wagub Sumut dan membenarkan Edy tidak ikut mendampingi presiden.
Malah, ketika rombongan makan siang, presiden didampingi Wagub Sumut, Pangdam I/BB dan Kapolda Sumut minus Edy kata Riza, tidak tahu persis alasan Gubernur tidak mendampingi presiden.
“Melalui protokol Istana, saya diperintah mendampingi presiden. Saya tegak lurus kepada presiden,” ujar Riza, menirukan penjelasan Musa Rajekshan kepada dirinya.
Atau kemungkinan, tambah Riza, presiden sudah tidak suka sama gubernur atau lebih percaya sama Wagub. Yang jelas, pendampingan Wagub Sumut kepada Presiden Jokowi dan mendampingi istri Wagub kepada Ibu Negara dan istri wakil presiden, membuat Edy semakin panik.
Ditambah sikap Fraksi Partai Golkar yang sangat kritis menyoroti hasil temuan LKPj Gubernur Sumut, sehingga pantaslah Edy menantang Partai Golkar yang nota bene diketuai Musa Rajekshah yang saat ini menjabat sebagai Wagub Sumut.
“Menanggapi tantangan Edy terhadap Partai Golkar, Riza mempersilahkannya, sebab mereka sudah terlatih menghadapi segala bentuk serangan. Tapi, ketika menyerang dan menantang Partai Golkar pada sidang paripurna DPRD Sumut, Edy berada di waktu dan tempat yang salah,” kata.