Internasional
Polisi Malaysia Rampungkan Penyelidikan Ancaman Pembunuhan Band Radja
Kabarpolitik.com — Polisi Johor, Malaysia, telah menyelesaikan penyelidikan atas ancaman pembunuhan terhadap band asal Indonesia, Radja. Setelah itu, Kepolisihan Johor akan menyerahkan berkas penyelidikan ke kantor wakil kejaksaan.
Kepala Polisi Johor Datuk Kamarul Zaman Mamat mengatakan para penyelidik telah mencecar 17 orang dan 2 tersangka selama penyelidikan.
“Polisi segera menyerahkan berkas penyidikan ke kantor wakil kejaksaan untuk mendapat nasihat dan tindakan lebih lanjut,” ujar Datuk Kamarul Zaman Mamat seperti dilansir Malay Mail.
“Polisi Johor meyakinkan publik bahwa penyelidikan dilakukan secara transparan tanpa mengorbankan undang-undang saat ini,” imbuh Datuk Kamarul Zaman Mama.
Seperti diketahui, band asal Indonesia, Radja, menerima ancaman pembunuhan setelah menggelar konser di Larkin Arena Indoor Stadium sebelum tengah malam pada Sabtu (11/3).
Sebelumnya personel band terlibat dalam kesalahpahaman dengan penyelenggara, yang mengakibatkan penghinaan dan ancaman pembunuhan dilakukan kepada mereka. Menyusul sebuah laporan, polisi menangkap dua laki-laki pada Minggu (12/3) di markas polisi distrik Johor Baru Selatan. Keduanya ditangkap guna penyelidikan atas dugaan ancaman pembunuhan tersebut.
Kedua tersangka, seorang laki-laki warga lokal, 37, dan seorang laki-laki warga asing, 48, ditangkap sekitar pukul 15.30.
Polisi telah memulai penyelidikan berdasarkan Bagian 14 Undang-Undang Pelanggaran Kecil 1955 untuk provokasi dan perilaku menghina, serta berdasarkan Bagian 506 KUHP untuk intimidasi kriminal.
Sebelumnya band Radja mengalami kejadian tak mengenakkan usai manggung di Johor Baru, Malaysia, pada Sabtu (11/3). Pasalnya, mereka disekap di sebuah ruangan, dibentak, hingga diancam akan dibunuh oleh orang diduga merupakan ajudan dari pejabat Negeri Jiran dan ajudan tersebut didampingi sejumlah bodyguard.
Orang yang disekap ternyata bukan hanya personel Band Radja, melainkan keluarga yang juga ikut dalam rombongan. Ian Kasela Cs tidak habis pikir kenapa kejadian itu bisa terjadi. Sementara mereka merasa tidak memiliki musuh di Malaysia dan menjalani tugasnya dengan baik saat perform di panggung.
“Disekap dalam kamar kurang lebih ada 20 orang. Mereka marah dengan nada tinggi, dibentak, badan gua didorong padahal gua mau meredam,” kata Ian Kasela, vokalis Band Radja kepada wartawan, Senin (13/3).
Sebelum kejadian penyekapan terjadi, personel Band Radja diminta untuk masuk ke sebuah ruangan di belakang panggung usai perform. Mereka diminta ke sana karena dikabari akan ada pejabat yang mau datang.
Personel Band Radja menuruti saja arahan tersebut. Setengah jam tak kunjung ada pejabat yang datang, mereka pun bertanya. Sejak saat itu lah Ian Kasela Cs kemudian mendapat perlakuan tak menyenangkan. Mereka dibentak bahkan mendapatkan ancaman pembunuhan.
Sayangnya komunikasi tidak berjalan dua arah. Personel Radja tidak diberikan kesempatan untuk berbicara sama sekali. Mereka diminta untuk diam.
“You mati, you orang Indonesia nggak boleh macam-macam di sini. You diam. Kalau gua dengar lu masih di sekitar Malaysia you mati,” imbuhnya menirukan perkataan pihak pengancam.
Menurut personel Radja, di dalam ruangan itu kondisinya cukup mengkhawatirkan keselamatan. Barang-barang dibanting termasuk meja hingga botol.
“Di dalam ruangan itu 30 menit dia banting meja dan botol. Habis minum langsung pergi saja. Ancaman dia adalah pulang nggak usah difasilitasi mobil, pesawat di-cancel dan mati di sini. Gua bingung kenapa artisnya yang diserang. Kita bingung mau ngomong aja dibentak,” tuturnya.
Personel band Radja menduga ada kekecewaan sehingga kejadian itu terjadi. Kendati demikian, Ian Kasela dkk tak mengerti betul kekecewaan yang terjadi, mengingat mereka sudah perform dengan baik dan merasa tidak ada hal yang fatal selama manggung. Personel band Radja mengatakan, kalau pun benar ada kekecewaan, seharusnya melalui pihak penyelenggara acara. Bukan langsung melabrak artisnya dengan cara-cara tidak sepantasnya.