Connect with us

Daerah

Tentang Rahim yang Istimewa

Mata Isdianto langsung berkaca. Sekuat mungkin dia coba menahan agar buliran itu tak membasahi pipi. Topi yang digunakannya tak dapat menutupi wajah harunya.

“Saya terkenang Emak,” kata Isdianto usai pelantikan, di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/7).

Kenangan kepada almarhumah Hj. Tumirah, ibu kandungnya membayang-bayang saat Isdianto melakukan kirab sebagai bagian dari prosesi pelantikan. Saat kirab, Isdianto berjalan di posisi paling kanan. Dia berada di samping kiri Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin.

Di sebelah Ma’ruf, melangkah gagah Presiden Joko Widodo. Posisi paling ujung di samping Jokowi ada Menteri Dalam Negeri Prof. Tito Karnavian. Mereka melangkah diiringi empat Paspampres berbaju merah dengan peralatan lengkap.

Sesekali tampak Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf berbincang. Delapan orang ini terus melangkah sekitar 300 meter. Dari Istana Merdeka ke Istana Negara.

Sebelum memulai prosesi kirab itu, Isdianto transit terlebih dahulu di Wisma Negara. Dari Wisma Negara, menggunakan buggy, Isdianto bergerak ke Istana Merdeka. Di sini, Isdianto mengambil petikan Keppres di hadapan Jokowi. Usai pengambilan petikan itu Isdianto bersama Jokowi, Ma’ruf dan Tito melangkah ke Istana Negara untuk pelantikan.

Bayangan Isdianto tak hanya kepada almarhumah Hj. Tumirah. Juga kepada ayahnya almarhum H. Subakir. Di antara permenungan itu, juga melintas almarhum H. Muhammad Sani. Lelaki yang akrab dengan idiom Untung Sabut ini merupakan abang kandung Isdianto.

Sani dilantik sebagai Gubernur masa bhakti 2016-2021. Saat itu, dia berpasangan dengan Nurdin Basirun. Setelah Sani berpulang ke Rahmatullah, tampuk kepemimpinan Kepri beralih ke Nurdin. Isdianto tak lama kemudian dilantik sebagai Wakil Gubernur. Saat ini, delapan bulan menjelang masa bhakti Gubernur Kepri 2016-2021 berakhir, Isdianto dilantik Presiden Jokowi.

Isdianto mengaku dia kagum sekaligus terharu bahwa dalam kenyataannya di rahim sang ibunda dititipkan dua orang lelaki yang ikut menakhodai Kepri. Sebagai Gubernur dalam masa bhakti yang sama. H. Muhammad Sani dan H. Isdianto.

“Membayangkan hal tersebut, maka saya bertekad akan menjalankan tanggungjawab ini. Tanggung Jawab yang datang dari rahim ibunda saya dengan sebaik-baiknya, dengan semaksimal mungkin tentunya untuk kepentingan masyarakat,” kata Isdianto.

(rls/kp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *