Connect with us

Politik

Pengamat: Pileg dan Pilpres Dilaksanakan Serentak, Tim Pemenangan Harus Fokus

Jakarta, kabarpolitik.com — Hiruk pikuk pemilu serentak 2019 sudah semakin ramai. Timses pilpres atau biasa dikenal dengan tim pemenangan dari masing-masing pihak sudah terbentuk. Tampak betul kedua pihak tidak menempatkan salah satu pimpinan partai politik untuk menjadi pimpinan tim pemenangan. Hal demikian dimungkinkan karena saat bersamaan hajat pemilihan legislatif, yang merupakan pesta sejati partai politik, membutuhkan konsentrasi tersendiri. Partai-partai pengusung mempunyai misi ganda yakni menyukseskan pilpres dan pileg secara serentak.

Menanggapi fenomena tersebut, pengamat politik Veri Muhlis Arifuzzaman menyatakan, pada waktunya nanti partai pengusung akan sibuk mengurusi target masing-masing. Dengan demikian sudah tepatlah keputusan menempatkan ketua tim pemenangan bukan dari internal partai politik pengusung.

“Itu kan sederhana cara bacanya. Partai-partai itu satu sama lain sedang bertarung di pileg, apalagi syarat ambang batas parlemen atau parliamentary threshold minimal 4 persen tidak mudah didapat. Jadi sesungguhnya pasangan calon harus mempertimbangkan persoalan itu secara matang,” ujarnya saat ditemui media ini di kantornya di kawasan BSD City, sore tadi (13/9).

Veri menambahkan, mengurusi pemenangan presiden itu tidak mudah, apalagi jika saat yang sama juga harus mengurusi pemenangan partai. Karenanya fenomena pemilu bersamaan ini akan memberi pengalaman ke depan bagi semua pihak. Partai pengusung Jokowi-Ma’ruf pasti akan malu jika tidak lolos parliamentary threshold, demikian juga partai pengusung Prabowo-Sandi.

“Karena di satu situasi partai-partai itu jadi teman dan di situasi lain bersaing, maka partai pada akhirnya harus memilih fokus di sisi mana. Apakah akan fokus di pilpres dengan risiko partainya kurang terurus atau memilih konsentrasi di pileg tetapi menempatkan perwakilan di timses pilpres. Prinsipnya, tim pemenangan harus fokus,” jelas direktur utama Lembaga Survei Konsep Indonesia itu.

Veri menutup pernyataannya dengan menjelaskan pentingnya strategi lihai dan taktik piawai dalam berkampanye. Semua partai, caleg dan capres menawarkan program. Pemilih dijejali dengan segudang tawaran. Jika semuanya bicara pada tataran makro seperti menawarkan kesejahteraan dan kemajuan maka tidak akan ada beda judul kampanye capres dan caleg. Namun jika bicara pada tataran teknis, detail dan sesuai kebutuhan lokal, bisa jadi akan diterima.

“Prinsipnya tim yang terorganisir dengan baik dan mampu menawarkan program yang simpel dan sesuai kebutuhan pemilih, akan sukses,” pungkasnya. (kp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *