Connect with us

Internasional

Sri Lanka Darurat, Presiden Ogah Mundur, Rakyat Mengamuk

Published

on

Kabarpolitik.com – Situasi Sri Lanka masih kacau karena mengalami krisis ekonomi. Rakyat mengamuk menuntut Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mundur dari jabatannya. Menolak memenuhi permintaan rakyat, Presiden Sri Lanka justru menunjuk seorang perdana menteri baru untuk meredakan krisis ekonomi yang parah.

Perdana menteri baru adalah anggota parlemen oposisi senior Ranil Wickremesinghe yang dilantik untuk memimpin pemerintahan lintas partai yang diusulkan. Langkah itu dilakukan setelah Presiden mengabaikan seruan untuk mengundurkan diri.

Dilansir dari BBC, Jumat (13/5), sebanyak 9 orang tewas dan 200 terluka dalam kerusuhan sejak saudara laki-lakinya mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin pekan ini.
Selama pidato nasionalnya, Gotabaya mengatakan dia akan menunjuk perdana menteri baru yang memimpin mayoritas dukungan di parlemen serta kabinet baru.

PM yang baru dianggap dekat dengan Gotabaya. Tapi PM baru itu saat ini tidak mendapat banyak dukungan di dalam oposisi atau di antara publik.

Situasi Darurat

Akibat situasi krisis, negara itu kembali memberlakukan jam malam. Ekonomi Sri Lanka terjun bebas. Orang-orang putus asa karena barang-barang pokok seperti makanan dan bahan bakar habis atau harganya tidak terjangkau.

Di Kolombo, penduduk mulai mengantre di luar SPBU, bahkan sebelum jam malam dicabut. Kendaraan terlihat di jalan ketika orang-orang bergegas keluar untuk membeli kebutuhan pokok.

Situasi keuangan negara yang mengerikan telah menyebabkan mata uang Rupee Sri Lanka anjlok. Kondisi kni memicu kelangkaan bahan-bahan pokok seperti makanan, bahan bakar, dan pasokan medis.

Pemerintah menyalahkan pandemi Covid-19 yang membunuh perdagangan dan turis asing masuk Sri Lanka. Namun, banyak ahli mengatakan justru krisis terjadi akibat pemerintah salah urus ekonomi.

Rakyat marah terhadap keluarga Rajapaksa. Banyak orang percaya Mahinda Rajapaksa membuka jalan bagi kerabatnya untuk menjarah kekayaan negara untuk keuntungan finansial mereka sendiri.

Kebuntuan politik terjadi ketika Sri Lanka mencoba untuk menyelesaikan paket bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Negara itu hampir bangkrut. Sri Lanka juga telah menangguhkan pembayaran utang luar negerinya.

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *