Connect with us

Nasional

Teknologi Semakin Canggih, Muhammad Haris Harap Santri ‘Zaman Now’ Pelajari Teknologi Digital

Published

on

Calon Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sumatra Utara (Sumut) 2 dari Partai Demokrat, Muhammad Haris mengatakan bahwa santri ‘zaman now’ harus paham digital. Hal ini ia sampaikan dalam memperingati Hari Santri Nasional yang dilaksanan hari ini, Senin 22 Oktober 2018.

“Di era teknologi yang semakin canggih ini, santri dituntut tidak hanya belajar Al-Quran dan kitab kuning saja, tetapi juga harus paham digital,” ujar Muhammad Haris di Padang Sidempuan, Senin (22/10/2018) siang.

Menurutnya, memahami digital itulah salah satu cara mengisi kemerdekaan bagi santri milenial saat ini. Karena dunial global menuntut demikian. Siapa yang mampu menguasai teknologi digital, akan maju. Dan sebaliknya, siapa yang tidak bisa menguasainya, akan tertinggal.

“Kalau kita ingin maju, maka kuasailah teknologi digital, tetapi kalau kita ingin terus-terusan tertinggal oleh negara-negara lain, maka biarkanlah terus dikuasai mereka,” tuturnya.

Selain itu, Muhammad Haris yang juga dikenal sebagai aktivis nasional yang malang melintang di dunia advokasi dan perlindungan rakyat kecil ini menegaskan bahwa dengan menguasai teknologi digital, secara tidak langsung santri siap menghadapi tantangan zaman, dan bisa bersaing dengan lulusan-lulusan umum baik ketika masuk perusahaan ataupun pemerintahan.

“Santri tidak boleh kalah dengan lulusan-lulusan umum. Alangkah hebatnya, kalau perusahaan-perusahaan atau pemerintahan saat ini selain diisi oleh orang-orang yang tidak hanya andal di bidangnya masing-masing tapi juga mengerti ilmu agama dan memiliki moral yang baik,” jelasnya.

Yang paling penting lagi, menurut Muhammad Haris yang saat ini menjabat sebagai Koordinator Polhukam DPP Partai Demokrat ini tentu saja tugas santri adalah merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena menjaga keutuhan NKRI adalah bagian dari perjuangan Islam seperti yang diajarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari ketika memproklamirkan bahwa melawan penjajah adalah bagian dari Jihad Fi Sabilillah.

“Ciri santri yang paling utama dari seorang santri adalah cinta tanah air dengan berlandaskan agama. Santri memiliki sejarah resolusi jihad, dimana tidak semata membela kepentingan pesantren atau kaum santri tapi lebih luas adalah membela tanah air,” pungkasnya. (kp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *