Connect with us

Politik

Kelebihan dan Kekurangan Ketua Tim Pemenangan


Jakarta: Ketua tim pemenangan memiliki posisi yang strategis karena mampu mengantarkan para kandidat merebut kemenangan. Pasangan Jokowi-Ma’ruf mempercayakan keberhasilannya pada Erick Tohir, sementera pasangan Prabowo-Sandi menyerahkannya pada Djoko Santoso.

Kedua pasangan itu memilih ketua tim pemenangan dengan karakter yang bertolak belakang. Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan mereka punya kelebihan dan kelemahan.



“Pemilihan Erick Thohir di kubu Jokowi-Ma’ruf Amin dan Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi menggambarkan dengan jelas situasi dan fenomena apa yang sedang mereka butuhkan,” kata Pangi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 8 September 2018.

Ia menyampaikan, Erick Thohir dikenal sebagai pengusaha muda dan sukses yang disiapkan untuk mengimbangi Sandiaga Uno. Hal tersebut untuk menambal sisi lemah Ma’ruf Amin pada segmen pemilih milenial.

“Dia tak perlu diragukan soal penguasaan masalah ekonomi dan penetrasi terhadap pemilih milenial. Erick Thohir sosok yang cukup mudah terkoneksi dengan pemilih melenial, cukup kreatif dan confidence,” terang Pangi.

Baca juga: Pilpres Diharapkan Jadi Wadah Persatuan

Sementara, pemilihan nama Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandi yang fokus pada isu strategis di bidang keamanan nasional. Djoko merupakan mantan panglima TNI, jenderal tempur lapangan, serta paham strategi.

Namun pemilihan dua nama ini masih menyisakan titik lemah. Menurut Pangi, nama Erick Thohir sudah malang-melintang di dunia usaha, namun terbilang baru dalam urusan politik praktis. 

“Politik punya dunia dinamika sendiri yang berbeda secara diametral dengan dunia bisnis, sehingga ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Erick untuk mengelola situasi ini,” terangnya.

Untuk nama Djoko Santoso, lanjut dia, juga punya beban tersendiri, terutama di koalisi partai pendukung Prabowo-Sandi. Pasalnya, Djoko merupakan Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. 

Pangi mengatakan, Partai Gerindra harus bisa meyakinkan partai koalisi untuk menjelaskan situasi ini, di mana semua jabatan strategis mulai dari capres, cawapres, dan ketua tim pemenangan disapu bersih kader Partai Gerindra.

“Dominasi Gerindra ini dikhawatirkan akan melemahkan loyalitas dan soliditas partai pengusung dalam memenangkan Prabowo-Sandi. Semoga pilpres bertarung pada level gagasan, narasi, dan adu program,” pungkas dia.

(HUS)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *