Connect with us

Politik

Putu Supadma: Sidang AIPACODD ke-6 Satukan Langkah ASEAN ‘on the right track’ Berantas Narkoba

Published

on

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana menilai agenda Sidang ke-6 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly Advisory Council on Dangerous Drugs (AIPACODD) akan menyatukan seluruh negara-negara yang ada di kawasan ASEAN dapat on the right track dalam memberantas penyalahgunaan narkoba. Sebab, menurutnya, pertemuan yang berlangsung selama dua hari pada 30-31 Mei 2023 ini, akan diperkaya dengan beberapa agenda.

Seperti, misalnya, sesi diskusi yang menghadirkan akademisi dari Universitas Atmajaya, Prof Irwanto; Trainer nasional BNN, Diah Setia Utami; serta Musisi Indonesia Slank, Ivan Kurniawan, sebagai mantan pecandu narkoba. Dilanjutkan, presentasi laporan progres dari masing-masing negara AIPA. Hingga, kesepakatan draf resolusi yang ditandatangani oleh delegasi parlemen dari tiap-tiap negara. Pertemuan ditutup oleh Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon.

“Tentu hal utama dan mendasar adalah kita berharap komitmen dari parlemen ini juga terimplementasikan di negara ASEAN ini dan akhirnya kita di negara ASEAN bisa menjadi inspirasi bagaimana ASEAN bebas narkoba. Sehingga, kita ada dalam satu track yang sama. Kita tidak mau di negara ASEAN ada perbedaan, mungkin ada yang lebih cepat. Kita ingin belajar on the right track bersama-sama menuju ASEAN yang bebas narkoba,” ujar Putu Supadma, di sela-sela Sidang AIPCODD ke-6 di Lido, Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/5/2023).

Putu menekankan adanya tema tentang pemberantasan narkoba ini karena berkaitan dengan kesinambungan tentang pertumbuhan. Sebab, ia menegaskan, BKSAP DPR RI konsistensi menyuarakan soal green economy. Pertama, Green economy berkaitan dengan pertumbuhan yang berkelanjutan; Kedua, pertumbuhan yang inklusif, di mana rakyat mendapatkan manfaat dari pertumbuhan tersebut; Ketiga, menjaga lingkungan.

“Sebetulnya ada satu bahasan di situ bahwa pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah betul-betul yang sustainable. Juga yang terbebas dari narkoba. Karena kita tahu tiap negara punya tantangan yang sama soal penanggulangan narkoba ini. Karena memang isu ini sudah menjadi isu yang sangat panjang, tapi tentu komitmen di tiap tahunnya kita punya track yang sama untuk menanggulangi kawasan ASEAN melalui AIPA utuk penanggulangan narkoba ini,” jelas Politisi Fraksi Partai Demokrat ini.

Di sisi lain, ia menekankan Parlemen Indonesia bersama parlemen di kawasan ASEAN berkomitmen tinggi untuk mengawal ASEAN drug free 2025 tersebut. Karena itu, ia meminta mendorong agar agenda ini dapat dilakukan secara maksimal dari seluruh stakeholder terkait. Mulai dari pemerintah pusat dan daerah, akademisi, media hingga masyarakat terlibat dalam agenda ini.

“Jadi artinya konsep pentahelix itu ketelibatan semua pihak dalam mengawal ASEAN bebas narkoba 2025. Kita tahu tidak mudah tapi komitmen kita ada, apa yang kita lakukan juga bersama track negara ASEAN. Yang penting sekadang bekerja ke depan mengawal ASEAN yang bebas narkoba, petumbuhan sustainable, dan masyarakat yang terlibat dalam pertumbuhan ekonomi, lingkungan terjaga, menuju drug free 2025,” tutupnya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *