Politik
Kecelakaan Kapal Wisata di Bengkulu, Bambang Haryo Soroti Minimnya Pengawasan Keselamatan Laut

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, menyoroti lemahnya pengawasan keselamatan transportasi laut wisata menyusul kecelakaan kapal di Pantai Berkas, Bengkulu, yang menewaskan tujuh wisatawan dan melukai puluhan lainnya.
Menurutnya, aspek keselamatan sering diabaikan, mulai dari kelayakan kapal, kapasitas penumpang, kesiapan awak, hingga absennya petugas penyelamat di lokasi wisata.
“Harus ada evaluasi menyeluruh. Apakah kapal sesuai standar, kapasitasnya wajar, dan tersedia petugas penyelamat di pesisir,” ujarnya, Kamis (15/5/2025).
Kapal Tiga Putra yang hanya berukuran 10×4 meter membawa 104 penumpang, kandas dalam perjalanan ke Pulau Tikus, mengakibatkan 7 korban jiwa dan 34 orang harus dirawat.
Bambang menekankan pentingnya kehadiran satuan penjaga pantai seperti coast guard, Basarnas, atau BPBD di setiap destinasi wisata laut.
“Banyak pantai wisata tidak memiliki infrastruktur penyelamatan. Akibatnya, penyelamatan sering dilakukan nelayan, bukan petugas profesional,” jelasnya.
Ia juga mendorong pembekalan keselamatan untuk awak kapal, sertifikasi kapal sesuai standar NCVS, serta pendataan dan pengawasan ketat oleh Kementerian Perhubungan. Kapal wisata juga perlu dilengkapi radio SSB untuk komunikasi darurat.
“Kemenpar harus jadi leading sector dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan, melalui sinergi lintas lembaga dan peningkatan SDM,” tambahnya.
Legislator Gerindra itu menegaskan, keselamatan wisatawan adalah kunci utama untuk menjaga keberlanjutan industri pariwisata maritim nasional.
“Indonesia punya garis pantai terpanjang kedua di dunia. Potensi ini harus didukung oleh infrastruktur dan kesiapan, bukan hanya promosi,” pungkasnya.
