Connect with us

Jabodetabek

Pilkada Tangsel Dikotori Kelompok Pengadu Domba Dan Playing Victim

Published

on

Tangsel – Aktivis Forum Literasi Demokrasi Tangerang Selatan Irham Muzakir menilai, kontestasi Pilkada Tangsel jelang pemungutan suara semakin tidak sehat. Pasalnya, Irham menyebut sejumlah pihak menerapkan strategi adu domba dan playing victim.

Menurut Irham, strategi tersebut kerap digunakan di platform media sosial. “Belakangan banyak postingan yang sifatnya mengadu domba dan ada juga yang menjadikan dirinya seolah-olah korban. Siapa yang berbuat, siapa yang disalahkan. Lalu disetting seolah itu masalah pelanggaran kemanusiaan mendasar,” kata Irham saat ditemui di kawasan Ciputat, Minggu (25/10).

Belakangan, sebuah akun bernama Bang Djoel mengunggah gambar Calon Wakil Walikota Tangsel Rahayu Saraswati yang sedang hamil besar. Gambar tersebut menunjukkan perut Saras yang terekspose. Dalam gambar yang diunggah, pemilik akun Bang Djoel juga menempatkan pernyataan tak pantas.

“Yang mau coblos udelnya silakan. Udel dah diumbar. Pantaskah jadi panutan apalagi pemimpin Tangsel??” begitu tulisnya di akun Facebook. Kubu Saras kemudian mengaitkan akun tersebut dengan pendukung pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan.

Sebelum kasus Bang Djoel mencuat, dalam catatan Irham, persoalan serupa juga pernah terjadi di media sosial Facebook. Sebuah akun bernama Rizki Hadari menyudutkan Calon Walikota Benyamin Davnie. Akun tersebut seolah merupakan pendukung Siti Nur Azizah dan Ruhamaben. Namun, setelah ditelusuri, akun bernama Rizki Hadari ternyata memiliki kaitan dengan Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli. Seperti diketahui, PSI termasuk dalam barisan pendukung Calon Walikota dan Wakil Walikota Muhamad dan Rahayu Saraswati.

Irham menilai seharusnya jika ada akun yang melanggar, langsung saja dilaporkan. Jangan malah langsung menuduh pendukung atau kontestan kain yang melakukan. Bukan tidak mungkin, persoalan yang sama seperti kasus black campiagn oleh akun Rizki Hadari terulang. Akun itu bertindak seolah pendukung Azizah-Ruhama, ternyata akun buzzer PSI. Kasus yang sama bisa saja terjadi pada pemilik akun Bang Djoel.

Irham mengingatkan, penggunaan politik adu domba dalam strategi pemenangan mencederai semangat demokrasi yang terus digelorakan dalam kontestasi Pilkada Tangsel. Irham juga menyayangkan penggunaan strategi tersebut dilakukan demi mendegradasi elektabilitas pasangan Benyamin-Pilar. “Saya tentu mengapresiasi pasangan Benyamin-Pilar yang menjalankan politik santun dan tak terpancing dengan isu-isu negatif. Sebaiknya semua kembali ke awal, adu gagasan saja, adu ide, adu visi misi. Siap menang siap kalah,” kata Irham. (kp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *