Connect with us

Politik

Azis Subekti Dorong Perbaikan Koordinasi Petugas Haji: Pengalaman di Makkah Jadi Pelajaran Penting

Published

on

12 Juni 2025 — Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Azis Subekti, menyampaikan kritik tajam terhadap pengelolaan ibadah haji di Makkah. Dalam rapat teknis urusan haji yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Dr. Saan Mustofa di Madinah, Azis menggarisbawahi sejumlah kekurangan fatal dalam koordinasi dan komunikasi para petugas di lapangan.

“Pertama, kita mendapat pelajaran penting dari pengelolaan di Makkah. Jadi pengelolaan di Makkah itu kan banyak kejadian krusial, kejadian tidak baik terulang di banyak tempat…” ujar Azis membuka pernyataannya dalam forum rapat teknis, Kamis (12/6), bertepatan dengan 15 Dzulhijjah 1446 H.

Politisi Komisi II yang tengah bertugas sebagai anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI ini menekankan bahwa buruknya komunikasi dan lemahnya pengawasan telah menjadi akar dari berbagai persoalan mendasar, mulai dari layanan katering, transportasi, hingga penanganan jamaah.

“Tugas Haji kita harus on site, dimonitor terus-menerus terkait dengan katering, transportasi, dan jamaah. Saya kira itu penekanannya. Sehingga kalau komunikasinya baik… Insya Allah jamaah akan tertangani dengan baik.”

Ia berharap pengelolaan di Madinah bisa menebus kekecewaan yang dialami jamaah di Makkah, yang menurutnya cukup signifikan. Mulai dari penempatan penginapan, keterlambatan makanan, hingga masalah pemulangan jamaah.

Dalam keterangannya, Azis bahkan membandingkan dengan pengelolaan ibadah haji oleh negara lain, yang justru lebih sederhana namun berjalan efektif.

“Saya berkesempatan untuk ngobrol dengan jamaah Haji dari Amerika Serikat yang jumlahnya puluhan ribu. Tidak ada petugas hajinya dan tidak ada masalah…” ungkapnya, mengkritik ketergantungan Indonesia pada jumlah petugas yang besar namun minim koordinasi.

Tercatat, kata Azis, ada 253 petugas dari Arsobi dan 109 dari NUSA yang bertugas selama di Makkah. Namun begitu banyaknya petugas tak menjamin kelancaran.

“Semua komunikasinya dilakukan dengan data dan kritis genting dengan load yang begitu banyak. Itu sesuatu hal yang tidak mungkin menggunakan HP. Saya tidak melihat petugas Haji membawa HT… dan itu menyebabkan banyak hal menjadi kritis dan parah karena koordinasi akhirnya tidak berjalan dengan baik.”

Azis Subekti juga menyampaikan frustrasinya terhadap pola komunikasi yang dianggap tidak profesional dan tidak efektif. Ia menyebut perangkat komunikasi seharusnya sudah jauh lebih canggih, bukan sekadar mengandalkan WhatsApp yang rentan error di situasi genting.

“Kita ngomong berbusa-busa di sini, begitu pada pelaksanaan koordinasinya payah. Lambat, semuanya tidak akan berjalan dengan baik.”

Menurutnya, kejadian seperti makanan terlambat datang atau jamaah yang terpisah dari keluarga tidak boleh lagi terjadi di Madinah. Semua ini kembali pada satu titik lemah: manajemen petugas.

“Ini kan bukan petugasnya dulu, petugasnya ini gimana caranya ngelola? Apakah ada penempatan? Apakah ada komunikasi yang baik tiap saat? Eh, katering di hotel ini sudah datang belum?” katanya, menutup pernyataannya dengan kalimat reflektif.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *