Politik
Roberth Rouw Minta Kemendes Bantu Pengembangan Usaha Desa
BOGOR (24 Agustus): Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat masih menghadapi berbagai tantangan signifikan. Meskipun letak desa itu strategis di dekat Ibu Kota, namun potensi besar yang dimiliki belum dimanfaatkan secara optimal.
“Salah satu kendala utamanya adalah kurangnya pendampingan dari pihak terkait, khususnya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), yang seharusnya memberikan dukungan lebih intensif dalam membantu pengelolaan dan pengembangan usaha desa,” ungkap Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V ke BUMDes Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/8).
Roberth juga menyinggung masalah manajemen aset BUMDes yang sering kali terabaikan, terutama saat terjadi pergantian kepala desa. Tantangan itu, menurutnya, menjadi hambatan besar bagi desa dalam memaksimalkan peran BUMDes sebagai penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.
“Kami hadir di Kabupaten Bogor, Desa Tugu Selatan, dalam rangka peninjauan BUMDes bersama mitra dari Kementerian Desa PDTT. Apa yang kami lihat hari ini menunjukkan masih diperlukan pendampingan lebih lanjut. Pendampingan dari kementerian sangat penting untuk meningkatkan pengelolaan BUMDes yang ada,” ungkapnya Roberth.
Legislator NasDem yang akan kembali duduk di Senayan pada periode 2024-2029 itu menyoroti bahwa meskipun Desa Tugu Selatan berada di dekat Ibu Kota Negara, tetapi pengelolaan BUMDes belum optimal. Roberth pun menekankan pentingnya menjaga aset BUMDes agar tercatat dengan baik, terutama saat terjadi pergantian kepala desa.
“Kami tidak ingin aset BUMDes hilang atau bahkan negatif saat pergantian kepala desa. Hal ini harus diantisipasi dengan pengawasan yang lebih baik dari kementerian,” tegasnya.
Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI itu juga menyampaikan bahwa tidak semua desa wajib memiliki BUMDes jika tidak ada peluang usaha yang jelas.
“Jika tidak ada potensi usaha di desa, pembentukan BUMDes hanya akan memboroskan anggaran negara. Namun, untuk Desa Tugu Selatan, kami melihat ada potensi besar yang perlu dikembangkan dengan baik,” jelasnya.
Desa Tugu Selatan diusulkan untuk menjadi desa wisata mengingat lokasinya yang berada di kawasan wisata. Roberth mendukung usulan itu dan melihat potensi besar desa tersebut sebagai destinasi wisata di masa depan.
“Desa ini terletak di daerah wisata, dan saat hari libur, wilayah ini dipadati pengunjung. Ini menunjukkan ada pergerakan orang menuju tempat wisata, dan Desa Tugu Selatan wajib menjadi desa wisata ke depan,” pungkasnya.
Kunjungan tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan potensi BUMes Desa Tugu Selatan menjadi lebih baik sehingga menjadi salah satu penggerak ekonomi lokal melalui sektor pariwisata. (dpr.go.id/*)